Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/32

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

18

Belanda, dengan ditemani oleh Abdul Kadir Wijoyoatmojo mengunjungi Soegoro Almoprasodjo di Makey Australia dan mereka itu menawarkan untuk dapat dipraktekkan Tawaran tersebut haru dapat diterima Soegoro Atmoprasodjo setelah mendapat persetujuan dan dukungan dari kawan-kawan seperjuangan.

Dengan tekad untuk menghancurkan kedudukan NICA, Soegoro Atmoprasodjo bertolak ke Hollandia (Jayapura), yang telah dibebaskan oleh Sekutu dan sesuai dengan konsepsi yang telah dikemukakannya, maka ia diangkat sebagai Advisieur Directeur Ondervijs en Eeresdienst. Selain itu ia diberi juga tugas untuk memimpin Sekolah Bestuur (Pamong Praja).

Duduknya Soegoro Atmoprasodjo di lembaga pendidikan tersebut bukan saja kedudukannya sebagai Guru, melainkan juga lebih jauh ia telah berperan sebagai Bapak untuk membimbing dan mengarahkan anak-anak didiknya untuk menghadapi masa depannya. Untuk kepentingan tersebut pertemuan-pertemuan secara teratur dengan para murid di luar jam pelajara. Salah satu yang ditekankannya pada anak didiknya adalah menanamkan pengertian, agar generasi penerus bukan hanya bercita-cita untuk menjadi pegawai, akan tetapi yang lebih utama bercita-cita menjadi pemimpin dan penggembala. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Soegoro Atmoprasodjo kepada murid- murid ini sesungguhnya adalah terkandung makna kemerdekaan, patriotisme dalam kerangka Indonesia Merdeka. Karena kegiatan itu ia ditangkap dan dimasukkan penjara di Abepura.

Agaknya Frans Kaisiepo sebagai salah seorang nurid yang aktif di sekolah tersebut telah dapat menyalin sempurna ajaran - ajaran ataupun gagasan-gagasan vital yang diberikan oleh Soegoro Atmoprasodjo. Hal ini dapat terlihat bahwa Frans Kaisiepo bersama kawan- kawan seperti Marcus Kaisiepo, Lucas Rumkorem, Jan Worumy dan Corinus Kre duduk sebagai katalisator politik yang bertugas untuk membantu Soegoro Atmoprasodjo.

Kemudian dalam periode tahun 1952-1954 Frans Kaisiepo mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada OSIBA (Sekolah Pendidikan Kantor Pamong Praja di Kotabaru (Abepura) dan berhasil menamatkan pendidiknya pada tahun 1954. Kesempatan ini