Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

14

wajib menjalani suatu upacara melambangkan bahwa mereka itu dapat diterima dalam pergaulan orang -orang pria. Sesudah mereka imengalami inisiasi, mereka dapat dimasukkan ke dalam Rum Sim untuk mengikuti pendidikan yang meliputi pendidikan moral, adat istiadat, mitos, religi. serta kecakapan kerja yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat Biak Numfor. Pendidikan kepahlawanan yang diajarkan kepada anak laki-laki ini meliputi cara-cara menggunakan alat perang: antara lain cara memanah, melempar tombak, mempergunakan perisai, dan bahkan belajar tari-tarian perang.

Bagi anak -anak perempuan yang sebaya dengan anak laki-laki tersebut masih tetap dalama suhan dan pendidikan ibunya. Mereka diasuh tentang kecakapan /ketrampilan kewanitaan yang mencakup antara lain memasak, menganyam, dan memetik hasil kebun. Di sini terlihat adanya perbedaan pendidikan antara anak laki-laki dan anak perempuan serta terpisah tempatnya mengingat kewajibannya yang berbeda pula di masa depan.

3.2 Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang mula -mula didapat oleh Frans Kaisiepo ialah Sekolah Desa Klas 3 atau yang disebut Dorpsschool B atau Volkshool di Wardo. Adapun yang memasukan Frans Kaisiepo pada sekolah ini adalah tantenya yang mengasuh dan membesarkannya, Lokasi sekolah Frans Kaisiepo terletak di seberang sungai dan berhadapan dengan rumah tempat tinggalnya. Berhubung karena tidak memiliki jembatan penyeberangan, maka untuk mencapai sekolah tersebut harus naik perahu atau berenang. Karena itu setiap harinya Frans Kaisiepo pulang pergi ke sekolah harus bertelanjang dan berenang untuk menyeberangi sungai tersebut.

Mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Desa ini pada waktu itu meliputi Sejarah Kitab Suci, membaca, berhitung, menulis, bahasa, dan menyanyi. Dan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pelajaran (Kurikulum) Sekolah Negerai pada masa itu.

Dalam mengikuti pelajaran, untuk Klas I diberikan mata pelajaran membaca dan buku pegangan yang dipergunakan ialah Kitab Bacaan I, II, dan III; sedangkan mata pelajaran berhitung dipegunakan Majulah I