Halaman:PDIKM 697-06 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Juni 1930.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

120

A.G.G.


anak moeda itoe, tetapi iboe memberi kepoetoesan kata, - begini : „anakan- da ! boenda harap anakanda toeroetlah permintaan iboe bapamoe sekali ini, karena boekankah jang akan djadi menantoe boenda itoe seorang anak orang hartawan lagi bangsawan ?"

Walau poen anak moeda itoe memberi djawaban dengan lemah lem- boet serta berbagai-bagai keterangan, tetapi — — — — ja amat kasihan iboe bapa memoetoeskan bitjaranja lagi dengan keras demikian :

„Anakanda ! anakanda mesti mengikoet bitjara boenda sekali ini, kalau tidak poetoeslah pertalian boenda dengan anakanda karena ini. Anak anda tidak hendak ber-orang toea kepada kami lagi roepanja !"

— — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — —

Wahai !, bagaimanakah kiranja perasaan pemoeda itoe ? Hal sematjam ini boekan terdjadi atas diri anak laki - laki sadja, le- bih-lebih terhadap kepada anak-anak perempoean ! Perboeatan iboe bapa selakoe ini, njatalah seolah-olah hendak melepaskan oetangnja sadja, dan berharap soepâja hidoep sianak beroentoeng beristerikan atau bersoeamikan orang hartawan, bangsawan, atau soepaja djangan djatoeh kepada orang lain. Djadi njatalah tersebab oléh oeang, perintah dari pada hawa nafsoe djoea !

Perboeaian itoe mémang tidak mentjari keselamatan anak lahir-batin, djadi masoek tjinta bahagian kedoea.

Tjobalah pikir, senangkah pergaoelan kedoea laki isteri itoe ?

Adakah kiranja diantara meréka merasa hidoep beroentoeng?

Senangkah perasaan toean memakai badjoe jang tidak menoeroet oekoeran badan sendiri ?

Djika demikian kita ta` patoet héran kalau pergaoelan pemoeda kedoea itoe tjoema boelan atau 2-3 tahoen sahadja.

Lebih kasihan lagi melihatkan anak ditinggalkan bapanja ! Tindisan perkara kawin terpaksa ini djika pada anak gadis biasanja dideritanja sadja dengan setjara diam-diam, sebab iboe bapa merasa `aib sekali djika seorang anak gadis tiada menoeroet kata orang toeanja dalam hal ia akan dipersoeamikan. Perboeatan iboe-bapa sematjam ini terkadang-kadang berbahaja besar, hingga mendjadikan sesalan jang ta` poetoes-poetoesnja.

Tidak héran bila kita kerap kali djoega dapat membatja boekoe-boekoe jang memaparkan tjeritera jang sedih-sedih, penoeh bertaboeran air mata, jang betoel soedah kedjadian ditanah Melajoe adanja.

Hoebaja-hoebaja kita djangan lagi hendaknja sebagai seorang iboe-bapa jang soeka merampas h a k m i l i k anaknja, jaïtoe memaksa anak kawin dengan orang jang tiada ditjintaïnja.

Kewadjiban kita hanja mengawinkan sadja, dan dia patoet kita beri kebebasan mempergoenakan b e n d a jang diberikan Alam kepadanja, ja`di hendaklah kita kawinkan dia dengan orang jang ditjintaïnja, sebab segala