Lompat ke isi

Halaman:Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

kurangan rezeki, itulah jang mendjadi sebab rakjat-rakjat Eropah mentjari rezeki dinegeri lain ! Itulah pula. jang mendjadi sebab rakjat-rakjat itu mendjadjah negeri-negeri, dimana mereka bisa mendapat rezeki itu. Itulah pula jang membikin ,,ontvoogding"-nja negeri-negeri djadjahan oleh negeri-negeri jang mendjadjahnja itu, sebagai suatu barang jang sukar dipertjajainja. Orang tak akan gampang-gampang melepaskan bakul-nasinja, djika pelepasan bakul itu mendatangkan matinja! ...


Begitulah, bertahun-tahun, berwindu-windu, rakjat-rakjat Eropah itu mempertuankan negeri-negeri Asia. Berwindu-windu rezeki-rezeki Asia masuk kenegerinja. Teristimewa Eropah-Baratlah jang bukan main tambah kekajaannja.


Begitulah tragiknja riwajat-riwajat negeri-negeri djadjahan! Dan keinsjafan akan tragik inilah jang menjadarkan rakjat-rakjat djadjahan itu: sebab, walaupun lahirnja sudah alah dan takluk, maka Spirit of Asia masihlah kekal. Roch Asia masih hidup sebagai api jang tiada padamnja! Keinsjafan akan tragik inilah pula jang sekarang mendjadi njawa pergerakan rakjat di Indonesia-kita, jang walaupun dalam maksudnja sama, ada mempunjai tiga sifat: NASIONALISTIS, ISLAMISTIS dan MARXISTIS-lah adanja.


Mempeladjari, mentjahari hubungan antara ketiga sifat itu, membuktikan, bahwa tiga haluan ini dalam suatu negeri djadjahan tak guna berseteruan satu sama lain, membuktikan pula, bahwa ketiga gelombang ini bisa bekerdja bersama-sama mendjadi satu gelombang jang maha-besar dan maha-kuat, satu ombak-taufan. jang tak dapat ditahan terdjangnja, itulah kewadjiban jang kita semua harus memikulnja.


Akan hasil atau tidaknja kita mendjalankan kewadjiban jang seberat dan semulia itu, bukanlah kita jang menentukan. Akan tetapi, kita tidak boleh putus-putus berdaja-upaja, tidak boleh habis-habis ichtiar mendjalankan kewadjiban ikut mempersatukan gelombang- gelombang tahadi itu! Sebab kita jakin, bahwa persatuanlah jang kelak kemudian hari membawa kita kearah terkabulnja impian kita : Indonesia-Merdeka!


Entah bagaimana tertjapainja persatuan itu; entah pula bagaimana rupanja persatuan itu; akan tetapi tetaplah, bahwa kapal jang membawa kita ke Indonesia-Merdeka itu, jalah Kapal-Persatuan adanja!

6