Lompat ke isi

Halaman:Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.pdf/15

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

terang-benderanglah djalan jang harus diindjaknja, maka makin lama makin njata dan tentulah arah-arah jang diambilnja, makin lama makin banjaklah hubungannja dengan pergerakan-pergerakan Islam dinegeri-negeri lain; makin teranglah ia menundjukkan perangainja jang internasional; makin mendalamlah pula pendiriannja atas hukum-hukum agama. Karenanja, tak hairanlah kita, kalau seorang profesor Amerika, Ralston Hayden, menulis, bahwa pergerakan Sarekat Islam ini akan berpengaruh besar atas kedjadiannja politik dikelak kemudian hari, bukan sahadja di Indonesia, tetapi diseluruh dunia Timur djua adanja"! Ralston Hayden dengan ini menundjukkan kejakinannja akan perangai internasional dari pergerakan Sarekat Islam itu; ia menundjukkan pula suatu penglihatan jang djernih didalam kedjadian-kedjadian jang belum terdjadi pada saat ia menulis itu. Bukankah tudjuannja telah terdjadi? Pergerakan Islam di Indonesia telah ikut mendjadi tjabangnja Mu'tamar-ul 'Alamil Islami di Mekkah; pergerakan Islam Indonesia telah mentjeburkan diri dalam laut perdjoangan Islam Asia !


Makin mendalamnja pendirian atas keagamaan pergerakan Islam inilah jang menjebabkan keseganan kaum Marxis untuk merapatkan diri dengan pergerakan Islam itu; dan makin kemukanja sifat internasional itulah oleh kaum Nasionalis ,,kolot" dipandang tersesat; sedang hampir semua Nasionalis, baik ..kolot" maupun muda", baik evolusioner maupun revolusioner, sama berkejakinan bahwa agama itu tidak boleh dibawa-bawa kedalam politik adanja. Sebaliknja, kaum Islam jang ,,fanatik", sama menghina politik kebangsaan dari kaum Nasionalis, menghina politik kerezekian dari kaum Marxis; mereka memandang politik kebangsaan itu sebagai sempit, dan mengatakan politik kerezekian itu sebagai kasar. Pendek kata, sudah sempurna"-lah adanja perselisihan faham!


Nasionalis-nasionalis dan Marxis-marxis tahadi samal menuduh pada agama Islam, jang negeri-negeri Islam itu kini begitu rusak keadaannja, begitu rendah dera- djatnja, hampir semuanja dibawah pemerintahan negeri-negeri Barat.


Mereka kusut-faham! Bukan Islam, melainkan jang memeluknjalah jang salah! Sebab dipandang dari pendirian nasional dan pendirian sosialistis, maka tinggi

15