Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1.5 Psikologi Sastra

Pembicaraan mengenai narsisisme dan romantisisme sangat erat kaitannya dengan masalah psikologi. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan menerapkan pendekatan secara psikologi sastra. Menurut Mahayana (2005:355), psikologi sastra melakukan pendekatannya dengan melibatkan tiga unsur, yaitu pengarang sebagai pencipta, karya sastra, dan pembaca selaku penikmat. Sebagai tahap awal, karya sastra dianggap sebagai proyeksi pengarang. Aspek emosi yang terdapat dalam karya dianggap mewakili emosi pengarang.

Tahap dua adalah karya sastra itu mengandung data psikologis. Kritikus melacak dan mengungkapkan kebenaran teori psikologi yang diterapkan pengarang serta menunjukkan persamaan dan memisahkan hubungan antara pengarang dan karyanya. Ketiga, kritikus berusaha menyelidiki misi pengarang yang terkandung di dalam karyanya, dalam hal ini pembaca dianggap sebagai objek sasaran pengarang. Tahap dua merupakan aspek psikologi sastra yang cocok diterapkan dalam penelitian ini.

Ratna (2004:62) mengungkapkan bahwa proses kreatif merupakan salah satu model yang banyak dibicarakan dalam rangka pendekatan psikologis. Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis, yang sering dikaitkan dengan gejala kejiwaan, seperti obsesi, kontemplasi, sublimasi, bahkan sebagai neorosis. Oleh karena itu, karya sastra disebut sebagai salah satu gejala kejiwaan.

Selanjutnya Ratna (2004:62) menguraikan bahwa teori yang paling banyak diacu dalam pendekatan psikologis

16