Halaman:Mustikarasa.pdf/76

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

3. teh petjahan.

  1. fannings (F) seperti BT, lebih ketjil, banjak putjuk.
  2. dust (D) debu dari daun teh, seperti bubuk.

4. Bohea (B).
Tangkai daun dan bagian² lain jang ikut terolah, akan tetapi tidak dapat dipakai dalam teh jang bermutu. Sering bohea ini didjual pada pabrik² teh Tionghoa untuk selandjutnja ditjampuri bunga melati dan patjartjina.

Teh Tionghoa warnanja hidjau dinamakan teh hidjau atau flower pecco. Teh sematjam ini dilajukan lalu digiling dengan tangan dan didjemur diatas tampah kemudian digoreng sangan.

Rasa dan aroma dari teh sangat tergantung pada tjaranja memasak. Tergantung pula pada pantji dan panasnja air jang dipakai. Tergantung djuga pada lamanja mengextraksikan.

Potji teh tidak boleh dari logam dan harus selalu bersih. Air djangan dipanaskan sampai mendidih. Air teh diminum panas², karena kalau diminum dingin, timbul persenjawaan antara caffeine dan asam tanat, jang menjebabkan keruhnja air teh. Air teh jang dingin kehilangan aromanja.

Djika air teh ditjampur dengan air susu, hilang pula aromanja, karena senjawaan antara asam tannat dengan protein dari susu. Biasanja air teh diminum dengan gula pasir. Ada jang suka meminum teh tanpa gula, karena dipandang lebih harum rasanja. Dalam keadaan ini rasa manis diambil dari djadjanan jang mengiringi. Tjara meminum teh sematjam ini banjak dilakukan di Pasundan. Memang enak sekali. Tjara meminum teh jang asalnja dari Rusia dan sekarang sudah ditiru dimana-mana, ialah diberi air djeruk sitrun pada air teh jang lalu mendjadi sangat segar. Dapat pula diletakkan irisan djeruk sitrun didalam tjangkir.

Teh sering dipalsukan dengan daun djambu air, dsb. Dalam penjimpanan teh djarang diganggu oleh serangga.

3. Tjoklat.

Bidji tjoklat mengandung teobromin sampai 1,6%, pula ia mengandung banjak lemak sampai 56%, sehingga bidji tjoklat dapat dibikin "cacao butter", sabun, parfum dan obat-obatan.

68Mustikarasa