Retnadi memiliki niat kurang baik dan bermaksud mencelakai Potre Koneng.
Jokotole berusaha keras meyakinkan orang-orang yang ditemuinya, tetapi mereka tidak percaya begitu saja. Hingga suatu ketika Jokotole berpapasan dengan seorang abdi dalem yang ternyata dia adalah abdi dalem yang dulu membawa dan meletakkannya di tengah hutan. Abdi dalem ini merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan Jokotole. Ia juga merasa pernah mengenal Jokotole tetapi ia tidak pasti telah kenal dimana. Setelah diamati, ia merasakan ada sedikit kemiripan antara wajah Jokotole dan tuannya yaitu Potre Koneng, Pertamanya ia merasa heran, tetapi dibuangnya jauh-jauh keheranan itu.
Abdi dalem mengantarkan Jokotole dan istrinya untuk menghadap Potre Koneng. Sepanjang perjalanan, abdi dalem menanyakan asal-usul Jokotole. Ia juga menceritakan bahwa saat itu, Raja Sumenep, Prabu Saccadiningrat sedang melaksanakan kunjungan ke kerajaan Majapahit.
Di tempat tinggal sang putri yaitu dikeraton Sumenep, Jokotole melihat bahwa tempat tinggal itu dijaga dengan sangat ketat. la menjadi heran kenapa ada seorang putri yang dijaga sedemikian ketatnya. Dari kasak-kusuk yang beredar, penjagaan diperketat karena beberapa hari sebelum Jokotole datang, Raden Ayu Potre Koneng bermimpi kejatuhan dua buah kembang yang harum baunya. Mimpi Potre Koneng selalu bermakna dan biasanya akan benar-benar terjadi. Mimpi itu dimaknai jelek oleh sang putri yang menyangka jatuhnya dua kembang tadi adalah pertanda dari kejatuhan dirinya dan ayahandanya yang menjadi Raja Sumenep. Potre Koneng tidak mau itu terjadi dan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, ia harus mempersiapkan semuanya, apalagi ayahandanya sedang berada di Jawa.
Sampai di depan pintu keraton, ia dilarang masuk. Setelah menjelaskan bahwa mereka adalah seorang patih tanpa tugas dan seorang putri dari Prabu Brawijaya, pengawal lantas membukakan pintu keraton. Di dalam keraton, mereka disambut Potre Koneng yang merasa was-was dan bertanya-tanya ada apakah gerangan sehingga
65