Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

seorang pertapa yaitu Adirasa. Adirasa sebenamya telah memiliki firasat bahwa Jokotole memiliki hubungan darah dengannya karena wajah Jokotole termasuk juga sikap dan cahaya di wajahnya sangat mirip dengan wajah kakaknya yaitu Adipoday. Tetapi Adirasa tidak terlalu yakin akan perasaannya karena Jokotole memberikan informasi yang berbeda tentang jati dirinya bahwa ia adalah anak angkat dari Empu Kelleng dan bahwa ia ditemukan di hutan. Selama tiga hari, Adirasa berusaha menahan Jokotole untuk tidak melanjutkan perjalannya ke Majapahit. Ia ingin mengorek keterangan dari Jokotole lebih jauh untuk memastikan tentang firasatnya.

Melalui kontak batin dengan Adipoday yang ada di Geger, dan melalui petunjuk dari Yang Kuasa, Adirasa akhirnya yakin bahwa Jokotole adalah benar-benar keponakannya. Ia pun menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Jokotole. Jokotole yang terkejut, berniat untuk bertemu dengan ayah kandungnya yaitu Adipoday. Keinginan ini dilarang Adirasa karena ia merasa lebih baik Jokotole menunaikan kewajiban yang mendesak kepada ayah angkatnya yang sedang sakit. Ia seharusnya menolong Empu Kelleng yang telah merawat Jokotole sampai sekarang terlebih dahulu baru kemudian dipersilahkan mencari bapak kandungnya yang sedang bertapa.

Sebagai seorang paman yang memiliki kesaktian dan kelebihan, ia melihat keponakannya Jokotole yang sekarang sedang menunaikan tugas besar yang tidak biasa dipanggul anak sesusianya, adalah seorang anak yang luar biasa. Ia juga mempunyai firasat bahwa keponakannya itu, kelak akan menjadi orang besar yang akan menuliskan tintanya dalam babakan sejarah. Karenanya, Adirasa kemudian memberikan bekal kepada Jokotole berupa ilmu batiniyah dan lahiriyah. Jokotole juga diberi kembang sakti, yang mana kembang tadi dapat berguna untuk membantunya dalam mengelas pintu gerbang raksasa di Majapahit.

Adirasa memerintahkan Jokotole untuk memakan kembang sakti tersebut. Ia juga mengajari cara kerjanya. Supaya kembang itu beraksi pada pintu besi kerajaan Majapahit, maka Jokotole terlebih dahulu harus dibakar atau membakar diri. Kelak dari pusarnya akan keluar

40