Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Bayi ini pun dibawa ke hutan untuk dibuang. Sama seperti bayi Jokotole, bayi ini pun selamat karena tidak berapa lama setelah pembuangan, seseorang yang bernama Kiai Pademmawu menemukan bayi itu. Bayi itu pun dibawa pulang dan diserahkan kepada anak perempuannya untuk dirawat. Anak perempuannya sangat senang dengan kehadiran bayi itu dan bayi itupun diberi nama "Aguswedi" atau Jokowedi.

Dengan perawatan Empu Kelleng dan Kiai Pademawu, bayi Jokotole dan bayi Jokowedi tumbuh menjadi anak yang tangkas dan kuat. Mereka berdua memiliki kegiatan dan kegemaran yang berbeda. Jika Jokotole gemar membantu ayah angkatnya membuat perkakas dari besi, maka Jokowedi senang menggembala ternak ibu serta kakek angkatnya.

Waktu berjalan demikian cepat Jokowedi genap berusia lima tahun, sedangkan Jokotole enam tahun. Suatu hari Jokotole memaksa untuk ikut bekerja membantu Empo Kelling. Empu Kelleng awalnya tidak mengizinkan karena anak angkatnya yang tampan itu memang diketahuinya sangat aktif dan tidak bisa diam. Karena Jokotole terus merengek, Empu Kelleng akhirnya luluh dan mengizinkan Jokotole dengan catatan dia harus menjadi anak yang penurut. Jokotole menuruti permintaan itu. Ketika Empu Kelleng dan para pekerja yang lain beristirahat untuk makan siang serta sembahyang, mereka pun beristirahat sejenak meninggalkan tempat perapian. Mereka lupa Jokotole masih tertinggal di situ.

Jokotole kecil yang telah berjanji menjadi anak baik dan sedari tadi mengamati pekerjaan Empu Kelleng beserta pekerjanya, mulai kambuh sifat nakalnya. Ia menyulut api dan mulai membuat keris

berdasarkan ingatannya terhadap apa yang dikerjakan Empu Kelleng tadi. Dengan kelebihan yang dimilikinya, Jokotole menggunakan lututnya sebagai alas, dan tangannya sebagi palu, jari-jarinya sebagai jepit dan kikir. Hasil dari pekerjaannya jauh lebih bagus dari buatan Empu Kelling. Para pekerja dan Empo Kelling terkejut melihat sebuah keris telah selesai dan tidak ada yang menyangka kalau yang membuat itu adalah Jokotole. Pada akhirnya mereka paham jika keris yang bagus itu adalah hasil kerja Jokotole ketika melihat sebagian wajah

37