membuat Prabu Saccadiningrat malu jikalau hal ini diketahui oleh orang dan raja-raja lain. Untungnya, pengawal istana dan abdinya yang mengiringi Potre Koneng memberikan kesaksian yang membuat Potre Koneng terhindar dari hukuman mati. Mereka menceritakan bahwa sejak pertama kali masuk gua, Potre Koneng tidak pernah keluar dari gua, apalagi mengunjungi seseorang. Jikalau ada yang datang berkunjung, pastilah mereka akan tahu, karena mereka berjaga secara terus menerus siang dan malam.
Berdasarkan kesaksian ini, permaisuri, patih dan para mentri merasa lega bahkan merasa kasihan kepada Potre Koneng. Permaisuri meminta sang raja mengadakan sidang istana untuk menentukan nasib Potre Koneng. Setelah melalui perdebatan yang panjang. akhirnya dicapai kesepakatan bahwa baginda raja berkenan mengubah keputusannya menghukum mati Potre Koneng, dengan syarat putrinya itu tidak boleh terlihat oleh mata kepala sang raja karena itu akan membuat sang raja menjadi murka kembali. Permaisuri, patih dan para mentri sangat lega mendengar keputusan ini dan dengan segera Potre Koneng disembunyikan agar tidak terlihat oleh baginda raja.
Beberapa bulan kemudian, Potre Koneng menjumpai bahwa tanda-tanda kelahiran bayinya telah tiba. Hari keempat belas di bulan tersebut, Pontre Koneng melahirkan bayi laki-laki yang elok, bersih dan berseri-seri seperti wajah Adipoday, orang yang dijumpainya dalam mimpinya. Anehnya Potre Koneng melahirkan si bayi tanpa ari-ari dan tanpa mencucurkan darah setetes pun. Kelahiran bayinya yang aneh tersebut justru membuat Potre Koneng menjadi takut dan menyangka bayinya akan membawa keburukan pada kerajaan. Dengan diiringi deraian air mata, ia menyuruh abdinya yang menemaninya melahirkan untuk membuang bayinya tadi ke hutan. Keesokan harinya, abdi istana pergi ke alas gunung selatan untuk membuang bayi Potre Koneng. Bayi itu ia letakkan di bawah pohon dekat jalan setapak dan ditutup dedaunan untuk menjamin kamanan bayi itu dari panas dan hujan, serta mudah ditemukan oleh orang yang lewat di jalan di tempat tersebut.
34