Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/143

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

LEGENDA MASJID AROSBAYA

ahulu kala, di zaman Belanda masih berkuasa di tanah Madura, berdiri sebuah Masjid sederhana yang terletak di Dusun Sarmateh Arosbaya. Karena letaknya ada di Dusun Sarmanteh, orang-orang menyebutnya sebagai Masjid Sarmanteh. Masjid itu tidak begitu besar ukurannya, yaitu seluas 150 m2.

Saat itu, Masjid Sarmanteh adalah pusat dari kegiatan masyarakat Arosbaya. Tiada waktu yang tidak digunakan oleh masyarakat untuk memanfaatkan masjid tersebut. Selain digunakan sebagai tempat salat lima waktu, masjid itu juga digunakan sebagai tempat berzilir dan menimba ilmu agama. Beberapa guru ngaji yang ditunjuk oleh Keraton Arosbaya memang sengaja ditempatkan di tempat tersebut untuk menyebarkan agama Islam.

Belanda yang cengkeramannya cukup kuat di Madura Barat, merasa terganggu dengan adanya pengajian-pengajian tersebut. Para opsir Belanda sebenarnya mentolerir orang-orang Arosbaya beribadah. Namun ketika orang-orang Arosbaya berkumpul untuk mendengarkan pengajian, mereka pun lantas menjadi was-was, Mereka khawatir, pengajian-pengajian yang ada di masjid tersebut di salah gunakan untuk menghimpun masyarakat serta menghasut untuk melawan Belanda. Lagipula, dengan adanya masjid dan pengajian-pengajian yang ada di dalamnya, para opsir menjumpaibahwa pekerja mereka yang berasal dari pribumi, seringkali meninggalkan pekerjaan mereka dengan alasan beribadah. Bagi mereka, ini jelas mengganggu produktivitas. Atas dasar perasaan was-

127