Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

menikah dengan salah satu putri Sultan Agung, Merasa bahwa permintaan itu adalah anugerah baginya, Raden Praseno menerimanya dengan gembira. Beberapa waktu kemudian, keinginan sang Raja untuk menjadikan Raden Praseno sebagai menantu akhirnya terlaksana. Pernikahan itu dilaksanakan dengan meriah.

Rumah tangga Raden Praseno berjalan dengan harmonis dan bahagia. Mereka hidup rukun dan saling mencintai. Sekian lama menikah, pasangan itu belum dikaruniai seorang anak hingga pada suatu ketika, istri Raden Praseno menderita sakit parah yang tidak kunjung sembuh. Segala upaya telah dilakukan olehnya, namun semua itu hanya sia-sia. Dipelukan Raden Praseno, sang istri menutup mata selamanya.

Setelah ditinggal pergi untuk selamanya oleh istrinya tercinta, Raden Praseno kembali ke dalam kehidupan sendirinya. Namun hal itu tidak lantas membuatnya terpuruk Ditinggal istri tercinta dijadikannya alasan untuk selalu memperbaiki diri. Ia pun bangkit menjadi lelaki yang tegar.

Melihat ketabahan hati anak angkat sekaligus menantunya itu, Sultan Agung lantas memberikan kepercayaan kepadanya. Sultan Agung menginginkan agar Madura dapat dikelola dengan baik dan setia sepenuhnya kepada Mataram. Oleh sebab itu, ia mengangkat Raden Praseno yang telah menjadi anak angkatnya sebagai penguasa Madura secara keseluruhan dengan gelar Pangeran Cakraningrat, dengan ibu kota di Sampang. Sebagai anak angkat dan abdi Sultan yang baik, titah sang Sultan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Semenjak kekuasaan Madura dipegang oleh oleh Pangeran Cakraningrat, kehidupan Madura menjadi makmur dan aman. Meskipun demikian, tenaga Pangeran Cakraningrat masih sangat dibutuhkan di Mataram. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di Mataram daripada di Madura. Ini disebabkan karena Raden Praseno dianggap sebagai orang penting bagi Sultan Agung yang ide-ide orisinilnya sangat dibutuhkan.

Setelah beberapa saat hidup sendiri, suatu ketika, Pangeran Cakraningrat terpikat oleh salah satu keturunan Sunan Giri Gersik

85