Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/88

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

86   Doea sobat.



 „Doesoen Isnik!" treak bebrapa orang.
 „Betoel Isnik," kata poela imam Reschid, „Isnik atawa Bijela, tempat semboeni itoe andjing-andjing Bulgaar jang di negrinja sendiri tiada dapat makan dan dari itoe ia datang kemari, laorang menoenggoe datengnja balatentara dan maoe taro ratjoen di kali, beberapa orang Moslim soeda diboenoe"
 „Terkoetoeklah semua pendoedoek di Isnik!"" treak bebrapa orang Albanie dengan amat mara.
 „Bagoes begitoe, anak-anak," kata Reschid jang mendjadi sanget girang di dalem hatinja. „Njata kau mengarti betoel maksoedkoe. Dosanja kaoem giaour bertimboen seperti goenoeng, tapi hoekoemannja djoega moesti brat. Lagi delapan hari di waktoe matahari toeroen, akoe toenggoe pada kau dan rahajat kau sekalian di dalem oetan besar di blakang Isnik. Di oemboel Veli bei nanti di pasang api boeat tanda memjarang dan akoe sendiri nanti toeroet pada kau orang. Balatentara di Prilip tiada nanti tjega perboeatan kau, sebab iaorang djoega soedjoet pada agama jang bener dan ingin iroep dananja orang giaour."
 „Barisan bashi bozouk nanti brangkat dari Prilip boeat bantoe binasaken doesoen Isnik," kata Soleiman bei jang baroe moelain angkat bitjara dan hatinja djoega merasa senang. „Betoel kita orang ada bekerdja pada Sultan, tetapi kita orang fjoema toeroet titanja Allah jang soeda