Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/284

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

282

Di gowa srigala-srigala.


kita orang moesti dahar roti kring dan moesti minoem aer oedjan!”

„Kita orang poenja sakit hati moesti dibales!” treak bebrapa orang poela, samentara di sana sini orang soeda poeter sendjata jang keliatan berkilat-kilat di sinarnja matahari.

„Begini roepa tiada bisa dioeroes perkara dami,” kata Mohamed Ali pacha jang roepanja mendjadi mera, sebab menahan mara jang amat kras. „Boekan bitjara dengen baek, hanja segala perkata'an kasar orang soeda kaloearken di sini. Saja minta orang bitjara dengen atoeran pantes dan kaloe tiada begitoe, saja nanti brangkat poelang dan oeroes lebi djaoe ini perkara dengen soerat.”

„Kau maoe poelang?” menanja imam Reschid jang lantes madjoe ka depan dengen hampirken pada Mohamed Ali. „Kau kira kita orang nanti lepas pada kau aken kau poelang dan semboeni di blakang benteng kau, soepaja kamoedian kau boleh dateng menjerang pada kita orang dengen berboeat segala perkara kedjem serta boesoek? Ha, bagoes betoel pengharepan kau!”

Kau kira kita orang nanti lepas kau poelang, sedeng sekarang kau soeda seraken diri kau pada kita orang dan soeda masoek di dalem djebak? Liat akoe ini, hei orang doerhaka! Akoe ada imam Reschid jang soeda lama tjari pada kau dan baroe sekarang bisa menampak pada kau dalem keada'an jang baek sekali bagi