Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/282

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

280

Di gowa srigala-srigala.


jang sabenernja mengarti betoel, begimana ini kapala-kapala Skipi ada bermasoed aken melawan pada pamerenta di Stamboel. „Saja tiada mengarti, apa sebab orang-orang jang arif boediman boleh bitjara dari perkara prang, sedeng kita poenja pamerenta baroe brenti prang sama orang Rus. Djikaloe sekarang kita orang moesti berprang kombali, nistjaja binasalah seantero tana Toerki.“

„Kita orang tiada maoe kenal lagi sama negri Toerki atawa pamerentanja,“ kata prins Prenk Bib Doda jang bangoen berdiri dengen mara.

Kita orang ada bangsa Skipi jang merdika dan moesti oeroes sendiri segala oeroesan kita orang di goenoeng-goenoeng. Kita orang perdoeli apa sama segala pacha doerhaka di Stamboel. Kita orang tiada ada perhoeboengan satoe apa sama marika itoe, jang sakean lama selaloe pidjit pada kita orang Arnautlik, ja tana Arnautlik, jang pacha-pacha di Stamboel senantiasa anggep sebagi tempat jang banjak asilnja dan jang soeda diperes, sebagi djoega orang peres soesoenja sampi, hingga ini sampi jang gemoek telah mendjadi koeroes dan moesti mati mereres,“

„Arnautlik moesti tinggal merdika!“ begitoelah kadengeran treaknja bebrapa orang jang ada di itoe tempat.

„Tapi sekarang Arnautlik soeda mendoesin dari tidoernja,“ kata poela itoe prins. „Dan sekarang orang-orang Skipi moesti djaga dirinja sendiri, soepaja Sultan tiada djoeal negrinja pada Oos-