Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/275

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kenalan lama.

273


,,Ja tida," menjaoet itoe gouverneur sambil tarik napas. „Anakkoe, djoega istrikoe, soeda me­ ninggal doenia. Sedari itoe waktoe hatikoe rasanja pata, sebab saja tiada mempoenjai laen anak."

— „Mrika soeda meninggal doenia? Adoe, toean pacha! Itoe imam bangsat jang sekarang ada berkwasa atas badan saja, telah boedjoek pada saja aken boenoe nona Mrika dan kaloe saja tiada toeroet prentanja ini, ia antjem aken boeka semoea saja poenja resia pada ajahkoe jang amat bengis. Itoe sebab saja kepaksa toeroet prentanja itoe bangsat, tetapi koetika saja ketemoe pada anak toean, hati saja djadi lemes dan dapettjinta pada itoe nona, dan sedari itoe waktoe hati saja tetep maoe menoeloeng pada Mrika. Di itoe masa ajah saja masi ada kaja besar. Saja soeda niat tetep aken roba adat saja jang djelek, saja tiada maoe tjampoer lagi segala orang jang tiada kroean, sebab saja ada ingetan meminang nona Mrika, sama siapa saja maoe idoep senang dalem ini doenia, sebagi orang baek dengen pcngidoepan pantes. Tapi Toehan Allah tiada soeka loeloesken ini keinginan hati. Nona Mrika telah poelang ka taman firdaus dan saja sendiri telah dilempar ka dalem naraka. Adoe, sedi soenggoe!"

 „Anak, kesian!" kata Mohamed Ali jang sasoenggoenja djoega ada merasa kesian pada itoe orang moeda.

 — „Ja, saja ada miskin, tjilaka dan sigra djoega saja nanti mati seperti andjing. Tapi saja nanti


Moehamed Ali pacha

13