Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pendapetan pertama di kapal „Adler"

25


koelit dan poekoel Julius sakoeat-koeatnja Ini anak menangis dan brontak, tapi dipoekoel teroes sampe doeablas kali.

„Ini ada bagian kau," kata itoe djoeroemoedi jang sigra pegang lehernja Julius jang stenga klenger. „Sekarang kau boleh pergi kerdja lagi. Sabentar saja nanti kirim satoe orang aken adjar kau bekerdja dengan rapi segala pakerdja'an di kapal."

Seabisnja bitjara, Franz Kreiler dan matroos berdjalan pergi. Julius jang masi kesakitan, maoe doedoek kombali di bangkoe aken koepas kentang, tapi ini barang soeda abis. Matanja merem, toeboenja gemeter dan koepingnja pengang. Djoega pikirannja tiada keroean, seperti orang demem panas. la rasaken sebagi djoega ia sedeng berdjalan di tepi soengi Elbe di Maagdenburg. Sigra djoega ia tidoer poeles, tiada inf,'et apa-apa.

Setelah ia mendoesin dan badannja masi sakit, ia liat itoe kentang soeda dikoepas semoea oleh satoe matroos jang doedoek di seblanja dan memandang ia dengen moeka manis.

,,Ha , Joe," kata itoe matroos, seraja tepok poen-daknja Julius, „apa kau masi kaget ? Betoel kau koepas kentang terlaloe lebel, hingga kau dapet adjaran dari kapitein, Laen hari kau moesti beker-dja seperti saja, soepaja tiada dipoekoel lagi."

„Angkau betoel ada baek," kata Julius.

„Tiada," kata poela itoe matroos, „saja boekan baek, tapi saja ada djadi kau poe-nja bapa poengoet."