Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/224

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

222

Satoe gadis jang tjantik enz.


bersama itoe orang prempoean jang iringkan padanja. Djoeroe djoeroe astana dan soldadoe lelah menanja satoe pada laen, boeat kaperloean apa Sheik el Islam di waktoe begitoe malem dateng berdjoempa pada Sultan.
 Sedeng moefti besar masoek ka dalem kamar, Baginda Sultan tinggal reba di divan. Baginda tiada liat itoe doea orang masoek k i dalem, hingga ia djadi kaget setelah Sheik el Islam dateng menghampirken, seraja berkata:
 „Allah ada berkwasa di sorga ; di dalem doenia Baginda Sultan ada mendjadi pegantinja Toehan sroe sekalian alam. Nabi kita jang soetji serta moelia ada melindoengken Baginda Khalief dari sekalian orang Islam! Seantero rahajat Moslim di Stamboel dan di mana-mana tempat dari karadjaan Toerki jang besar ada bermoehoen berkahnja Toehan jang mana kwasa bagi Sri Baginda Sultan. Hamba jang hina dan laskar pertama dari Toeankoe Sultan sekarang ada dateng oendjoek hormat serta membri slamet pada djoengdjoengankoe."
 „Trima kasi ajahkoe," menjaoet Abdoel Hamid dan silaken itoe moefti besar aken doedoek.
 „Allah telah kirim hamba pada Toeankoe,"kata poela Sheik el Islam, „aken membri slamet pada Osman pacha dan pada Mouktar pacha jang soeda menang prang pada kita orang poenja moesoe-moesoe."
 „Apakah kau maoe bilang dengen itoe perkata'an-perkata'an, ajahkoe?" menanja Sultan