Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/221

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

XXVI.

SATOE GADIS JANG TJANTIK SOEDA DIHARGAKEN LEBI TINGGI DARI PADA SATOE PEMBELA NEGRI JANG SETIA, KOSEN DAN BIDJAKSANA.

 Di kota Konstantinopel ada amat glap, kerna soeda malem, demikianpoen soeda djadi glap di soengi Bosporus dan astana di Dolma Baktschen, di mana Sultan Abdoel Hamid, Khalief dari sekalian orang Moslim, ada tinggal. Pada ini masa Baginda Sultan telah roba banjak adat dan atoeian doeloe kala jang tiada bisa dipake lagi dengen satimpal sama keadaan perkara-perkara baroe di djeman baroe. Banjak atoeran dariorang Europa jang njata ada lebi berfaeda telah dipake oleh Sultan jang sekarang.
 Baginda Abdoel Hamid merasa tjape, sebab tiada brentinja diganggoe oleh segala pacha, oetoesan-oetoesan Europa dan djoeroe-djoeroe astana, jang saben-saben dateng membri nasehat ini dan itoe dan sringkali ada berlawanan satoe pada laen, masing-masing boeat keoentoengan sendiri atawa baeat ia poenja kaoem. Baginda singkirken dirinja, boeat menjenangken sedikit dirinja dan aken bikin ilang kalelaän dari oeroesan negri di satoe kamar jang dikasi nama „Kamar mas," sebab klamboenja ada dari koelit mas. Ini Sultan sedeng berbaring di satoe divan