Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/193

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 „Silaken doedoek, toean-toean," menjaoet Mohamed Ali pacha jang djoega lepas dirinja di satoe korsi.
 —„Sekarang boekan waktoe aken oendjoek hormat satoe pada laen, hanja kita orang moesti doedoek bermoefaketan dalem perkara-perkara jang penting. Tjobalah kau bilang, Rifaat pacha, begimana pikiran toean tentang hal madjoeken balatentara di djoeroesan Plewna aken menoeloeng pada sobat kita orang, Osman pacha, jang maoe menerdjang Pesanggrahan besar dari orang Rus, sebagaimana baroe ini ia soeda kirim kabar pada kita orang."
 „Biarlah Osman pacha oeroes perkaranja sendiri," menjaoet Rifaat pacha, sambil soeloet satoe tjeroetoe Havana dan sapoe moekanja dengen sapoetangan jang wangi baoenja, kamoedian ia pake katja-mata djepit dan memandang pada peta negri dari medan prang. „Osman pacha ada niempoenjai tjoekoep balatentara boeat labrak orang Rus. Lebi back kita orang menoeloeng pada Soleiman pacha di goenoeng Balkan jang moesti pegat djalannja moesoe di djalanan-djalanan goenoeng.  Djikaloe kita orang dapet menoeloeng pada Soleiman pacha, negri kita orang poen ketoeloengan djoega. Begitoelah saja rasa, baek Osman pacha dibiarken sadja melawan sendiri pada barisan moesoe jang mengadep padanja, dan sasoedanja kita orang oesir angkatan prang Rus jang ada di hadepan kita dengen lekas kita orang moesti madjoeiken balatentara ka djalanan goenoeng Schipka."