Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/156

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

154  Pembitjara'an jang penting.


 Maka kaloe panglima-panglima prang maoe masoek di kraton, nistjaja Kislar aga (kapala orang kebiri di kraton) nanti boeka pintoe dan semoea orang kebiri tiada nanti tjaboet pedangnja aken membela satoe Sultan jang soeda djadi stenga kafir. Djoeroe astana jang pertama, Fuad bei, telah kasi kabar pada Kadine Kurrem, lagi ampat hari ia toenggoe kau dateng di astana Sultan.
 „Baek, itoe pembitjara'an ada accoord sama perkata'an Scheik el Islam,” kata Mohamed Ali dengen aer inockanja keliatan senang. Saja mengoetjap trima kasi boeat segala pertoeloengan kau dalem ini oeroesan, tapi djagalah baek, soepaja resia kita orang tiada terboeka.”
 „Djangan kau kwatir, Mohamed Ali,” menjaoet hanoem Kheira sambil tersenjoem. „Saja tiada bodo dan saja nanti djaga betoel kahormatannja familie kita orang dan nama kau sendiri.”
 Kamoedian ini hanoem bangoen dari tempatrja doedoek dan toeang satoe mangkok kopi boeat swaminja jang dikasi isep djoega pipa narghileh.
 Sakoetika lamanja Mohamed Ali doedoek di itoe kamar di sebla istrinja jang tjantik, jang soeda menghiboer hati swaminja dengen berbagi-bagi perkata'an manis dan tjerita roepa-roepa hal.
 Hatinja Mohamed Ali senantiasa inget pada perkara-perkara jang nanti boleh djadi, djika Sultan Abdoel Azis dikasi toeroen dari tachta karadja'an dan diganti oleh laen Sultan. Ia taoe betoel, tentoe Toerki moesti berprang paka Rus-