148 Pembitjara'an jang penting.
„Soeda doea poeloe tiga taon lamanja saja
ada bermoesoe padanja,” menjaoet Mohamed Ali
dengen swara doeka. ,,Brangkali ia jang soeda
boenoe istri saja. Lantaran begitoe saja tiada
soeka tjampoer padanja dan kaloe kabetoelan
saja ketemoe ia di kantoor mantri prang atawa
di hadepan Sultan, kita orang tiada sekali bitjara
satoe pada laen. Maka aken bekerdja berSama
itoe orang, tentoelah saja tiada bisa. Saja tiada
maoe bitjara padanja, selaennja kaloe sama-sama
pegarg pedang terhoenoes.”
„Angkau berdoea moesti bikin dami segala perselesehan dari doeloe-doeloe,” begitoelah Scheik el Islam kasi nasehat. „Banjak imam dan
soffa soeda moefaket aken inembela perkara Nabi
jang prenta kita orang aken bersatoe hati boeat
melawan paka kaoem giaoer.”
„Dan kapankah ajahkoe maoe berboeat itoe
perkara besar?” menanja Mohamed Ali jang senantiasa pandang moekanja ini moefti besar.
„Kita orang tiada boleh berajal, sebab semingkin
lama generaal Ignatieff iket semingkin kentjeng
pada Sultan dalem pikatannja.”
„Lagi ampat hari, anakkoe,” djawab Hasan
Kairullah effendi sambil tersenjoem.
—„Dan siapakah nanti diangkat djadi Sultan
aken ganti doedoek di tachta karadja'an? Saja
harep boekan Joesoef Izzeddin, poetranja Sultan
jang sekarang, jang sedari masi ketjil soeda biasa
borosken oewang.”