Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/117

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Moelain bermoesoe 115

taoe resia kita orang dan semoea perkara tiada bisa berdjalan seperti soeda diharep.
 Samentara ini Mourad Femi bei berdiri di bentengan dan berkata dengen swara kras :
 „Orang orang Moslim! Atas nama Padisha dan Khalief, kita orang semoea poenja toean dan djoeng-djoengan, saja prenta kau orang lepas sendjata kau dan djangan ganggoe orang orang jang tiada berdosa dan jang moesti dilindoengken oleh balatentaranja Sultan. Di tepi soengi Donau, di mana orang Rus selaloe ada mengantjem, di sanalah kaki tangan kau ada bergoena, boekan di sini! Baliklah kombali ka roema kau masing masing, sasoedanja seraken sekalian officier dan orang orang jang soeda tipoé pada kau orang. Sekalian dosa kau nanti dibikin bebas."
 Itoe rahajat peroesoehan berdiri diam. Rahajat Albanie jang doeloe telah rasa bisa oendjoek satoe djasa pada Sultan dengen memboenoe orang orang Christen di Isnik, sekarang ada menanja satoe pada laen, apa imam Reschid betoel soeda tipoe iaorang. Tetapi pendoedoek di kota Prilip dan barisan bashi bozouk telah bertreak katanja, Sultan soeda trima soeapan dari orang Christen, maka sekalian orang Moslim moesti toeroet sadja titanja el Kor'an dan perkata'annja satoe imam jang soetji, jang soeda boeka ini prang sabil aken basmi bangsa kafir. Sambil mendjerit iaorang lantes madjoe ka depan benteng aken menjerang pada tentara negri.