Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/99

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

masih dapat dipertahankan. Tetapi kalau dipandang dengan katja-mata perdjoangan, maka segala sesuatu jang menimpa diri seseorang warga-negara Republik Indonesia, penimpahan mana berdjalan diatas „ril” demokrasi, tentu akan diterima dengan ichlas hati serta „correctief” terhadap segala kekurangannja sendiri oleh mereka jang bersangkutan. Sudah tentu, bahwa jang dimaksudkan „ril” demokrasi disini jalah „ril” demokrasi PANTJASILA.

 Terang djugalah, bahwa tidak hanja dengan meriam, bedil, granat mortier, agitasi dan alat² pengrusak lainnja sadjalah NEGARA REPUBLIK INDONESIA tjukup kita pertahankan dan kita pelihara tetapi djuga segala kekuatan baik lahir maupun bathin jang ada pada kita.

 Seperti telah kita ketahui, maka NEGARA REPUBLIK INDONESIA dengan segala dasarnja atau Pantja Silanja adalah suatu „DJALAN TENGAH diatas gelombang aliran² politik. Oleh sebab itu, maka kita sebagai pemeliharanja sudah sepantasnjalah kalau selalu berusaha untuk mendapatkan djalan tengah djuga dalam segala usahanja jang bersangkutan dengan pemeliharaan tsb. Meskipun kita dapat menjaksikan sendiri bahwa Negara Republik Indonesia belum dapat memberi kepuasan kepada segenap warga negara Republik Indonesia, tetapi kita tentunja tidak akan „TJUTJI TANGAN” begitu sadja. Sebaliknja seorang warga negara Republik Indonesia tidak sepantasnjalah kalau masih tetap duduk dalam staf pengemudian Negaranja dengan mempergunakan kesempatannja untuk selalu mendjalankan ketjurangan². DJALAN TENGAH PULALAH JANG HARUS KITA TEMPUH. Kita harus belum merasa puas kalau kita baru dapat menggelorakan suasana massa didalam satu pendapa atau gedung bioscoop sadja bahkan didalam stadion sekalipun dengan mendapat sambutan sorak² jang gemuruh. Suatu kewadjiban lagi bagi setiap pemelihara Negara Republik Indonesia masih ada jaitu, bahwa setiap pemelihara tersebut dengan diam² dan tak usah dikenal oleh massa selalu ber-

98