Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/86

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

gara Republik Indonesia bertijang „Pantjasila” dalam menghadapi meluapnja aliran² politik sedunia jang mungkin akan menimbulkan perang dunia ke 3 jang dahsjat, dimana manusia jang ikut serta dalam perang tersebut sebagian besar akan menemui kemusnahannja dari muka bumi. Sebagai bahan tijang tersebut, seperti djuga bahan² kekuatan dari pada bahteranja Nabi Nuh, maka Pantjasila ini selalu dilindungi oleh keadaan. Dari lingkungan Badan Penjelidik usaha Persiapan Kemerdekaan pada sidangnja tanggal 1 Djuni 1945 maka, setelah pada tanggal 14 Agustus 1945 Djepang menjerah bulat² kepada tentara Serikat, Pantjasila ini mulailah dipasang sebagai tijang Negara Republik Indonesia jang di proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu.

 Adapun jang masih mendjadi pertanjaan bagi kaum ultra revolusioner jalah sikap Bung Karno dan Bung Hatta dalam detik² sebelum memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Orang masih ingat bahwa, pada waktu tibanja saat jang akan menentukan nasib bangsa Indonesia atau pada waktu tersiarnja kabar bahwa

Djepang telah berkapitulasi, Bung Karno dan Bung Hatta bersikap „passief” atau tiáda mempunjai nafsu serta „initiatief” sedikitpun untuk menjambut saat tersebut. Bagi kaum ultra revolusioner sikap kedua pemimpin besar ini menandakan bahwa beliau ragu² dalam menghadapi kenjataan dimana darah para patriot Indonesia akan membasahi bumi Indonesia. Sebaliknja ada djuga jang berpendapat bahwa sikap Bung Karno ini adalah suatu tanda bahwa Pantjasila jang dilahirkan oleh Bung Karno itu adalah suatu Ilham Tuhan Jang Maha Esa jang telah terlepas atau „terbuka” dari tubuh Bung Karno dan telah meluas kegelanggang masjarakat. Sebagai manusia jang telah „membuka” suatu Ilham maka Bung Karno memang sudah selajaknjalah kalau bersikap demikian. Lain dari pada itu ada pula suatu pendapat bahwa, kalau memang Bung Karno dan Bung Hatta itu dilahirkan untuk memimpin bangsa Indonesia, maka sikap beliau pada saat itu memang sudah semestinja.

85