Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

takan sifat² kedjam, litjin dan sifat² jang mengutamakan kekuatan sendjata materieel. Sendjata mereka jalah sifat-djiwanja jang telah madju itu.

 Perlu djuga ditegaskan bahwa pandangan diatas ini bukanlah suatu pertanjaan „kurang penghargaan agama² sedunia jang ada” melainkan djustru suatu gambaran bahwa,- tjepat atau lambat-, dunia tidak lagi akan menjaksikan „budi manusia jang setjara fanatik hanja menjiarkan, mengagitasikan atau mempropagandakan agamanja sadja” melainkan akan menjaksikan „BUDI MANUSIA JANG BAIK DAN BENAR SESUAI DENGAN WEDJANGAN² JANG TELAH DIDJADIKAN DASAR DARI PADA DJIWA AGAMANJA MASING², WEDJANGAN2 MANA PUN JANG TELAH DITANAMKAN DALAM HATI PARA PENGANUTNJA DENGAN MENGINGAT AKAN KEMATANGAN PENGETAHUAN, PENGERTIAN DAN DJIWA UMMAT MANUSIA PADA UMUMNJA NANTI”.

 Demikianlah mungkin jang dimaksudkan oleh SABDO PALON dalam buku ramalan „Darmogandul”, jaitu bahwa „AGAMA BUDI” akan lahirlah di dunia. Tafsiran beberapa orang dari abad ke 20 terhadap ramalan ini jalah bahwa „AGAMA BUDI” ini ta'lain dan ta'bukan adalah suatu perkembangan, kelandjutan atau persatuan dari pada wedjangan² jang telah mendjadi dasar djiwa agama sedunia itu serta jang tadinja hanja masuk ke-ALAM FIKIRAN para penganutnja sadja kemudian dapat masuk ke dalam DJIWA dan achirnja meningkat mendjadi PERBUATAN BUDI atau „DAADWERKELIJK" itu. Memang lebih berbakti kepada Tuhan Jang Maha Esalah orang jang berbudi sebagai mana inti wedjangan² diatas, dari pada orang jang hanja membatja, mengerti dan menghafalkan kalimat wedjangan² itu sadja. Dilihat dari sudut tafsiran diatas maka Negara REPUBLIK INDONESIA dengan PANTJASILANJA jang sudah merupakan suatu „KEBULATAN BUDI” daripada para penganut wedjangan² diatas itu dapatlah kini disebut

59