Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Mulai mengerti akan adanja Tuhan Jang Maha Esa dan Jang memberi hidup kepadanja, hati panas, fikiran madju, badan kuat oleh karenanja kalau perlu berbuat kedjam atau mendjalankan muslihat untuk mentjari kepuasan dalam hatinja sendiri, tidak dapat tenang dan selalu merobah segala sesuatu jang dipandang tidak sesuai dengan kehendaknja.

Sebagai tanda akan sifat kedewasaan ini jalah :

 Tiap² keradjaan diruntuhkan dengan djalan menimbulkan pertentangan² antara radja dan ra'jat. Ja, seluruh keradjaan didunia memang telah runtuh atau berkurang kekuasaannja. Agaknja dunia jang telah mendjadi sempit ini akan diberi satu peraturan pemerintahan sadja.

 Apa selandjutnja jang kita saksikan sekarang ? Dunia kini sedang menghadapi „”demokrasi” jang berdjiwa atau bermuka dua. Demokrasi jang satu adalah alat politik untuk menguatkan kekuasaan sang radja² uang dan demokrasi lainnja adalah alat politik untuk menguatkan kekuasaan golongan jang menamakan diri proletar atau buruh, golongan mana dengan sendirinja dapatlah diumpamakan ra'jat dari pada radja uang. Kalau seorang radja, untuk melantjarkan djalan pemerintahannja, menghendaki persatuan ra'jatnja, maka radja uangpun, untuk melantjarkan djalan pemerintahannja, menghendaki djuga persatuan ra'jatnja. Dengan demikian maka kita dapat meraba siapakah sebetulnja jang mengandjurkan „buruh sedunia bersatu” itu. Ja, manusia memang perlu waspada. Lihat! Negara² dan ra'jat diseluruh Eropah telah digontjangkan lahir-bathinnja dengan dentuman Perang Dunia pertama. Achirnja ongkos perang mengalir kekantong radja uang. Akibatnja, ra'jat Eropah menderita lahir dan bathinnja.

 Lihat! Mulai tahun 1929, Hitler ber-sama² Partai Nazinja dibangkitkan dengan modalnja „radja² uang” jang bertachta di Wall-

46