Halaman:Medan Bahasa 1956.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

TJERITA PENDEK


M.T. Azhary .

Masa peralihan

Malam itu, malam Minggu ..... ! Kebetulan malam itu ada perajaan sedikit dirumah kawanku. Akupun diundangnja.

Memang tiap malam Minggu penduduk ibu -kota chususnja djarang sekali jang tetap tinggal dirumah, mereka selalu berdjalan, entah kemana tudjuannja, tapi sudah dapat dipastikan, tudjuan mereka pergi kebioskop, itu sudah lumrah.

Disamping itu ada pula jang menghadiri perajaan. Nah, demikianlah akupun pada malam itu pergi kerumah kawanku. Hassan namanja.

Ia baru pindah, dulu ia menumpang pada sahabat ajahnja. Rumahnja tidak berapa djauh dari rumahku, ja , meskipun demikian 20 menit baru sampai.

Dari djauh sudah kel hatan rumahnja, nampak serambi muka rumahnja diliputi suasana gembira.

Dipintu muka kelihatan Hassan berdiri.

— Selamat datang !! Ia mulai menjilakan para tamu jang datang. Tamu² semua masuk kedalam dan duduk ditempatnja masing², kursinja telah tersedia semua, tersusun rapi kendati nampaknja telah usang. Demikianlah semua tamu² duduk diatas kursi jang telah usang itu.

Mulanja agak sulit bagiku untuk menerka perajaan jang diadakan oleh kawanku itu, dalam hatiku selalu timbul pertanjaan, perajaan apa kiranja?

Begitulah ber-matjm² asosiasi-pikiran jang melintasi otakku.

Untunglah dipodjok sana terdapat sebuah karangan bunga, segera kudekati, kutjoba membatja tulisan jang tertera dikartunja.

Sementara itu gerak-gerikku diperhatikan oleh para tamu lainnja, kiranja menarik perhatian mereka djuga tingkahku dikala itu, namun semua tak kuperhatikan, aku sedang asjik membatja rangkaian kalimat jang tertulis dikartu.

Demikianlah setelah djelas kubatja tulisan itu, barulah hilang asosiasi pikiran jang melintasi otakku.

Makin lama, makin banjak djuga tamu jang datang. Nampaknja tamu prija dan wanita sama banjaknja.

Tidak lama kemudian Hassan duduk dikursi dekatku. Mula² ia tidak berbitjara apa². Melihat keadaan jang demikian aku mulai berbitjara. Sebelum itu kudjabat dulu tangannja, kemudian dengan rasa terlandjur tapi sungguh keluarlah perkataan jang lazim diutjapkan orang ketika menghadiri sesuatu perajaan.