Halaman:Medan Bahasa 1956.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

dari Asahan mengerahkan pasukannja sebanjak ± 300 orang dibawah pimpinan Nachoda Tym, untuk menangkap Sutan Mangedar Alam beserta pengikutnja dan membawanja hidup-hidup ke Asahan.

Untung baginda ada seorang Bugis bernama Wan Tan Olo bertempat di Sungei Palas jang berani mentjegah kedatangan Nachoda Tym itu. Tetapi pasukan dari Asahan itu masih berkesempatan menawan ± 100 orang kampung dan dibawa sebagai tawanan ke Asahan.

Sekali lagi terdjadi bahaja jang amat besar. Sebab Wan Tan Olo orang Bugis itu mengikat perdjandjian persahabatan dengan kota Pinang. Bulat mupakat mengerahkan segala tenaganja jang ada menjerang Panei dari segala pendjuru. Pada medan pertempuran di Bola Kuwalo (Kualu?), kalahlah Sutan Panei. Dia lari dan terpaksa minta bantuan dari Asisten Residen di Siak. Radja Burhan Udin pergilah kesana untuk merantjang perdamaian. Mereka tidak boleh lagi serang-menjerang. Siapa jang berani melanggar perdjandjian, tentera Belanda akan datang menggempur dan membumi-hanguskan semua kampung.

1) Barus kota pelabuhan pesisir barat.

1) Asalnja nama Barus.

Bahwa pada zaman purba kota Barus itu sudah dikenal oleh bangsa asing, seperti bangsa Hindu, Mesir, Arab, Tjina dll.

Ptolomaeus (± 150 sesudah chr) menulis nama Barus itu Pansur dan Lumbuk Tua. Ibn Chordhadhbeh (± 846 s. chr) menulis Balus. Soleiman (± 951), Pansur. Marco (± 1292) Fansur. Ibn Batuah (± 1451) Pan-suh-rh.

Kota Barus itu letaknja ditepi laut diatas sebidang tanah datar jang sempit, Pandjangnja hanja 3 k.m. sadja. Dia adalah satu-satunja kota pelabuhan jang ramai jang mengeluarkan kemenjan dan kapur barus. Penduduknja ialah suku-suku Batak, Minangkabau (Minang), Melaju dan Atjeh. Adat istiadat mereka biasa disebut adat gabungan dari tiga suku. Bahasanjapun bahasa tjampuran. Lebih tegas dapat dikatakan bahwa logat bahasa Melajulah mempengaruhi logat-logat lainnja. Itulah sebabnja tumbuh logat Melaju pesisir. Misalnja : Kamana muna bou ? (Kemana engkau (hamuna) namboru ? (tante = bibi).

Sedjarah masarakat mereka menjaksikan, bahwa mereka sudah lama bergaul dengan bangsa Hindu (Tjati) dan menganut agama Budha. Kebenarannja itu dapat kenjataan dari tjara hidup sehari-hari, djustru dari pakaian pada waktu peralatan, hari raja d.l.l.

Sebelum kedatangan bangsa Belanda mendjadjah wilajah itu maka pemerintahan setempat dikendalikan satu orang sadja (monarchaal) jang tidak kedapatan pada wilajah jang lain diseluruh tanah Batak. Dan menurut tjerita kuna orang Hindulah jang pertama sekali mendiami wilajah itu ; barulah datang orang Melaju dan orang Batak dari „Tobah" (Tobah besar = Toba) jaitu dari penduduk sekeliling danau Toba. Dan wilajah jang pertama didiami mereka ialah tanah pegunungan dari Barus itu, seperti Rambei (Rambe), Tuka Dollok (Tuka Dolok = bukit), Tuka Holboom (Tuka Holbung = lembah) dan Pasaribu.

33