Halaman:Medan Bahasa 1956.pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Amra (Ali. Mahmud Abdurrahim

Membuka Arsip Seni Sastera Daerah Maluku Utara

Gelanggang kesusasteraan padan leretan mutiara kita, dapat diresapi dan dinikmati keindahannja menurut bentuk serta isi sastera itu pada berbagai-bagai daerah.

Tahani adalah tempat kelahiranku dipulau Makian mempunjai suatu tjara pergaulan antara pemuda-pemudi dalam memikat asmara, dengan mempergunakan sjair-sjair atau sadjak-sadjak menurut adat lembaga jang sopan-santun.

Biasanja hal jang demikian itu dilakukan pada waktu menuai padi atau pada pesta-pesta gembira.

Disinilah pemuda-pemudi itu berkesempatan memanggil ilhamnja, menjusun sadjak-sadjak jang terpentjar dari djiwa masing-masing membentuk sadjak dua seuntai jang disebut dolabololo, sambil merajukan dengan irama jang tertentu mengiringi ritme palutan tifa oleh sipenjanji sendiri.

Jang menjanji biasanja terdiri dari empat orang, jaitu dua orang pemuda dan dua orang pemudi, berbalas-balasan atau lempar-melempar dengan buah ilhamnja dalam irama jang mendaju-daju sehingga hati siremadja dan para pendengar lainnja mendjadi labil.

Disini kita lihat beberapa tjontoh sadjak dua seuntai (dolabololo) itu terpantjar dari djiwa pemudi, kemudian dibalas oleh pihak pemuda. Bahasa jang dipergunakan bukan bahasa Makian. tetapi bahasa Ternate.

Oleh pemudi.

1. Tego noma ruku-ruku
Nouta nirugi mega

Artinja.

Kau duduk2 merindu
Kau ingat kerugian lalu?

Djawab pemuda.

Nomina to ogo-ogo
Toduka demo madero.

Artinja.

Kududuk diam sedjenak itu
Karena kutjinta suaramu.

2. Nidemo koga senage
Sino duka makawasa?

Kau bitjara dengan siapa.
Sehingga kau tjinta suaranja?

Madero ngona no ino
Kodiho gasa ridemo

Waktu kau datang lalu.
Kau tinggalkan suaramu.

20