Halaman:Medan Bahasa 1956.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kedjadian ini memang kebanjakan terdapat pada nama-nama orang jang sebetulnja nama-nama dari bahasa Barat; mungkin sekali disebabkan karena bahasa-bahasa itu sendiri tidak bebas memiliki konsonan rangkap pada tengah-tengah kata. Lain halnja dengan kata David dan Mozes, jang meskipun konsonannja hanja satu (v dan z), tetapi djuga ditanggalkan.

Pada kata Mozes, hal ini disebabkan karena bunji z memang tidak ada, sebagaimana pula sebetulnja dalam kebanjakan bahasa-bahasa lain di Indonesia. Akan tetapi kalau dalam bahasa-bahasa daerah lain, kesukaran untuk mengutjapkan z itu dihindarkan dengan mengubahnja mendjadi s, (atau dj.), dalam bahasa Indonesia Kupang djalan jang ditempuh ialah tegas-tegas menghilangkannja, karena bahasa-bahasa suku itu sendiri tidak begitu mengenal s (terutama bahasa Sabu).

Pada kata David, hal ini agaknja paling kuat dipengaruhi oleh bahasa Sabu (mereka tidak menjebutkan Sabu atau Savu, melainkan — Hawu, dengan w-lemah). Kami katakan begitu, sebab dalam bahasa suku Timor sendiri, sematjam bunji konsonan jang dihilangkan itu, ada, meskipun tidak betul-betul v melainkan f; misalnja pada nama-nama tempat seperti Penfui, Kefa, Fatofetu dll.

Demikanlah terutama ditilik dari sudut bahasa Indonesia, uraian sedikit mengenai bahasa Indonesia Kupang ini, patutlah mendjadi perhatian, karena pemakaian bahasa itu kami pandang begitu hidup, sehingga kemudian akan berkembang dengan lantjarnja.

——————

Kupang, Djuli 1956.


Tjatatan:

Djika didalam karangan ini berdjumpa dengan kalimat: ,,Bahasa Indonesia Kupang", baiklah dibatja: „Bahasa Indonesia Logat Kupang", supaja djangan terbit kata : „Bahasa Indonesia Menado" dil.— Red.—

15