— 63 —
ngan soal pernahkah kita menpoenjai tenaga jang tjoekoep didalam partai jang tidak mengindahkan sekalian rintangan setia mendjalankan massa - aksi jang teratoer. Seteroesnja apakah pendidikan Marxistis benar dan tjoekoep lama kita djalankan, hingga kaoem boeroeh kita soedah mempoenjai ketetapan Marxistis kelemasan Leninistis ? Bila hal ini tidak dan beloem terdjadi, nistjaja satoe illegaliteit jang dipaksa akan menimboelkan, kekatjauan dalam seloeroeh pergerakan rvoioesioner di Indonesia. Kaoem jang boekan boeroeh akan memegang kemoedi dan menoentoen partai kepada putch attau anarhisme, dan achirnja hantjoer sama sekali.' Bahaja ini akan semakin besar karena pemimpin revoloesioner jang oeloeng dan terpengaroeh tas massa, sebentar2 diboeang dari Indonsia, sedang sikap reaksi tambah lama tambah sengit.
Karena itoe kita berhadapan dengan satoe krisis revoloesioner jang ta' moedah difahamkan oleh orang loear.
Sekarang boekan perloe kepada keberanian semata-mata tetapi terlebih lagi „pengetahoean revoloesioner dan ketjakapan mengambil sikap revoloesioner.
Imperialisme Belanda berniat betoel2 menghantjoerkan organisasi revoloesioner : Delenda est Chartago (Chartago mesti dihantjoerkan).Dan djawaban sekarang atau nanti (selama-lamanja) sekalian daja oepaja moesoeh oentoek menghantjoerkan kita, dengan djalan massa-aksi jang teratoer, pastilah membawa kita kepada kemenangan !
3. De Indonesische Studieclub.
Sampai sa'at ini belcem beroentoeng saja mengetahoei apakah sebenarnja jang diinginkan oleh Indonesische Studieclub dan alat jang akan dipakainja oentoek mentjapai maksoednja. Keterangan „ dasar dalam „Soeloeh Indonesia” madjallah boelanan dari Studieclub tidak berarti sesoeatoe apapoen bagi saja.
Ketarangan terlaloe gelap, terlaloe elastis dan sangat koerang. Karena itoe ia ta' boleh dianggap satoe „dasar” nasional boeat perdjoeanganܙܙ jang practis. „Soeloeh Indonesia” mengoemoemkan sekian banjak pemandangan jang berlain - lainan dan dengan perantaraan ini kita ta' djoega dapat mengambil kesimpoelan apakah ini dengan sengadja atau hanja soelap-soelapan karena kadang -kadang Studieclub dapat bertjeritera setjara kebiasaan intellektueel Indonesia, bahwa didalam „ kegelapan tersemboenji penerangan " ²) (lihat bulletin dari S.I. Soerabaja 15 Joeni 1926) .
Dari pidato Mr. Singgih seperti jang dioemoemkan didalam Soeloeh Indonesia dan madjallah lain2 dapat kita „raba2” sedikit (ta' poela lebih dari bahwa Mr. Singgih dan kontjo-kontjonja bermaksoed jang menjeroepai Nonkooperasi. Djadi belcem pasti! Kesan saja pada oemoemnja, Mr. Singgih seakan-akan lebih bersikap sebagai seorang advokat jang menarik diri terhadap anggauta2 pemerintah jang mengintip-ngintip dari pada sebagai seorang oetoesan dari satoe tjita-tjita baroe jang bernjala-njala oentoek berdjoeta-djoeta boedak belian. Satoe politik jang dapat difahamkan tetapi menoeroet pemandangan saja, mendatangkan keroegian jang boekan ketjil Menoeroet pengalaman, rasanja dapat kita ketahoei, bahwa rakjat kita jang sederhana ini tidak soeka „lempar batoe