— 51 —
poenjai satoe partai jang revoloesioner, hingga kini Indonesia beloem mempoenjai partai revoloesioner jang ada hanja perhimpoenan-perhimpoenan dari orang2 jang „berlain-lainan” pemandangan dan perboeatan politiknja. Satoe partai revoloesioner ialah gaboengan orang2 jang bersamaan pemandangan dan perboeatannja dalam revoloesi. Dan sebaik-baiknja perboeatan revoloesioner tiap2 anggauta bersamaan satoe dengan lainnja dan dipoesatkan.
Boeat menghilangkan sesoeatoe perasaan jang koerang baik dari tiap2 anggauta partai mestilah tiap2 orang diberi hak bersoeara mengemoekakan dan mempertahankan kejakinannja dengan seloeas-loeasnja. Dan sesoeatoe kepoetoesan partai mestilah dianggap sebagai hasil permoesjawaratan dan pertimbangan bersama2 jang matang dari seloeroeh anggauta. Tiap2 permoesjawaratan hendaknjalah didjalankan dengan setjara demokratis jang sesoenggoehnja. Tiap2 tanda jang berbahoe boerokrasi dan aristokrasi mesti ditjaboet hingga keakar-akarnja. Tetapi boerokrasi dan otokratisme dalam partai tak dapat dihapoeskan dengan „maki-makian” atau dengan menindjoe medja tetapi, dengan membiasakan bertoekar pikiran jang merdeka dan kerdja bersama-sama dari semoea anggauta. Tiap2 kepoetoesan partai mesti diambil menoeroet soeara jang terbanjak. Djika satoe kepoetoesan soedah diterima oleh soeara jang terbnjak mestilah soeara jang tersedikit meskipoen bertentangan dengan kejakinannja „toendoek” kepada poetoesan dan dengan djoedjoer mendjalankan kepoetoesan itoe. Djika tidak begitoe nistjaja tak akan pernah satoe partai mentjapai tenaga jang revoloesioner. Poetoesan jang „setengah betoel”, tetapi dengan gembira dikerdjakan oleh seloeroeh barisan lebih baik dari pada kepoetoesan jang „bagoes sekali” tetapi dichianati oleh setengah anggauta.
Partai mesti mempoenjai „peratoeran besi”, baroelah ia koeasa memoesatkan perboeatan partai. Partai mesti mempoenjai alat2 revoloesioner oentoek memeriksa dan memperbaiki sekalian perboeatan anggauta. Beloem lagi mentjoekoepi, bila seorang „mengakoei setoedjoe” dengan sesoeatoe kepoetoesan atau paratoeran partai. Ia mesti „memboektikan dengan perboeatan, bahwa ia mendjalankan kepoetoesan itoe dengan betoel dan setia terhadap partai”. Perboeatan itoe biasanja beroepa seperti mentjari kawan dalam soerat2 kabar partai, koersoes, serikat sekerdja dan mengerdjakan administrasi dan organisasi partai. Djika ia tak memenoehi hal ini atau „terboekti”, bahwa ia tidak setia kepada partai, mestilah didjalankan disiplin. Lebih baik ia keloear dari partai daripada ia meroesak partai atau memberikan teladan boesoek kepada anggauta2 jang lain, sebagai seorang revoloesioner pemalas.
2. Programa Nasional kita.
Toedjoean politik, ekonomi dan sosial jang revoloesioner dari satoe partai oentoek sesoeatoe negeri jang tertentoe dan djalan jang akan ditoentoet bersama, diterangkan dengan „program Nasional” jang revoloesioner. Ialah penoendjoek djalan bagi partai dan mesti diakoei, dipahamkan, dipertahankan, dan dikembang-kembangkan oleh tiap2 anggauta. Perihal program nasional kita dan sifat2nja jang oemoem soedah tjoekoep