Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

antara tiga puluh tahun, bertubuh semampai dan bermuka tjakap sekali dan berpakaian sebagai seorang Siutjhay, peladjar, telah melompat naik keatas luithay itu dengan gerakan gesit serta tubuh jang ringan sekali. Mukanja jang tjakap itu tenang sekali, memandang Tjhay Lay Sian- su, Hweeshio dari Siauw Lim Sie jang baru sadja merebut kemenangan.

Saat itu Tjhay Lay Siansu tengah berdiri dengan tjongkak dan sombong sekali, dia sedang bangga memperoleh kemenangan itu. Waktu melihat Siutjhay (peladjar) itu naik keatas luithay,, dia telah tertawa dingin mengedjek.

„Hak-seng (kata-kata meredah) ingin meminta pengadjaran dari Siansu — — —!” kata peladjar itu sambil mendjura memberi hormat. „Hak-seng Siangkoan Djie mengharapkan sekali agar Siansu djangan menurunkan tangan keras — —.”

Hweeshio itu. Tjhay Lay Siansu, telah mendengus lagi.

„Didalam Piebu (adu kepandaian) ini tidak bisa orang berlaku belas kasihan, kalau memang kau djeri, silahkan kau turun sadja!” kata Tjhay Lay Siansu dengan sombong. „Didalam Piebu ini tentu salah seorang harus ada jang kalah dan terluka, walaupun lawan harus mati, itu bukan mendjadi persoalan, karena tidak ada hukumnja! Piebu ini resmi dan sudah

mendjadi peraturan, barang siapa jang

L.M.Arwah - 4.

13