Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 04.pdf/12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Namun isteri Peng Bin Koay-hiap. Pek Lian Siang. dasar seorang wanita, apa lagi memang dia agak besar kepala dan sombong, membuat dia djadi tidak sabar, selalu ingin melompat naik keatas panggung guna ikut bertanding. Untung sadja Peng Bin Koay hiap selalu dapat menahan dan mentjegahnja.

„Kalau kau ikut bertanding sekarang, masih banjak djago-djago lainn ja jang harus kau hadapi nantinja setelah kau dapat merubuhkan lawanmu! Maka dari itu, menurut pandanganku, biarlah mereka saling tjakar dan bertempur dulu. Kita menunggu jang sisanja sadja guna merebut kemenangan! Disaat djumlah djago-djago jang turut ambil bagian didalam Pie-bu ini kita pasti dengan mudah akan dapat meru merubuhkan lawan-lawan kita jang sudah letih itu, dan berarti djuga kesempatan untuk merebut kedudukan djago nomor wahid djadi lebih mudah. delapan puluh persen telah berada digenggaman telapak tangan kita — — —!”

Pek Lian Siang bisa dikasih mengerti, isteri Peng Bin Koay hiap mau djuga membatalkan maksudnja, dia mau bersabar guna menantikan djumlah djago djago jang turut ambil bagian didalam piebu tersebut, djadi kian sedikit sadja.

Achirnja, setelah hampir seratus djago lebih jang turun naik diatas panggung lui-thay tersebut, karena menang lalu kalah

lagi tampak seorang pemuda berusia di

12

L.M.Arwah 4.