Halaman:Limpapeh.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

“sakaum". Sebuah " paruik" dapat pula dibagi atas "ju rai”, “Jurai" adalah satu kelompok anggota "paruik” yang ada di bawah "Kapalo Jurai” yang mempunyai hak daulat ke dalam. "Paruik" dipimpin oleh “ Kapalo Paruik “ yang disebut "Tungganai”. Beberapa “paruik“ merupakan satu suku.

Tingkat ketiga : Kampuang. Para keluarga dari suku tadi makin lama makin berkembang. Mereka yang tinggal sekumpul (berdekatan) mengusahakan ladang dan sawah masing-masing merupakan sebuah kampung. Kampung ini dipimpin oleh “Tuo Kampuang “ atau " Pangkatuo Kampuang ", yang dipilih diantara salah seorang lelaki yang tua atau yang dituakan dalam kampung itu.

Hidup berkampung diikat dengan syarat sebagaimana tersebut dalam petitih berikut :


“Singok bagisia,
halaman salalu,
sawah sapamatang,
ladang sabintalak,
basasok bajarami,
batunggua panabangan,
bapandam pakuburan'".


Tingkat keempat : Rumah Gadang. Tiap kampung terdiri dari beberapa buah Rumah Gadang. Rumah Gadang ditempati oleh suatu keluarga besar dari "sabuah paruik”. Rumah Gadang dipimpin oleh Tungganai, saudara laki-laki tertua dalam keluarga besar itu.

Ada pula keluarga kecil terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.

Menurut Undang-Undang Nagari di Minangkabau, sebuah nagari sah bila memenuhi syarat-syarat yang disimpulkan ke dalam tujuh rukun :

1. Dusun — taratak,

2. Labuah — tapian,

3. Sawah — Ladang,

4. Banda — Buatan,

32