Lompat ke isi

Halaman:Ksatrya.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

Seorang Ksatrya mengerti bahwa dengan sendjata sakti itu ia bisa menghantjur-luluhkan musuhnja, baik musuh diluar, maupun musuh didalam selimut dalam tubuhnja jaitu angkara murka sendiri.

Dalam Bratajuda jang maha dahsjat ini jang dibu- tuhkan, ialah kaum Pendiam, bukan kaum,diam" dengan huruf ketjil.




PASRAH.

DIDALAM perkataan pasrah terkandung pokok kata serah". Oleh sebab itu mudahlah ditangkap- nja bahwa didalam pasrah" itu terkandung perkataan? terserah" dan menjerah".

Seperti nasibnja "Diam" maka begitulah pula nasib jang diderita oleh pasrah". Setengah orang tersenjum menghadapi arti pasrah" ini, bahkan mengedjek karena menganggap tidak bergerak; tidak dinamis" katanja. Ma- lah ada jang agak bangga, tetapi sebetulnja sadja me- njembunjikan kemalasannja dibelakang pasrah" itu.

Demikianlah hingga pasrah" itu seperti barang daga- ngan jang terumbang-ambing tiada laku dan tiada lakon- nja jang pasti. Dan djika ditutup buku dagang itu hanja didapat hasil arti-arti: masa bodoh atau paling untung bagaimana nanti" atau perkara tinggal dibelakang".

Inilah nasibnja pasrah" jang ditawar2, dihitung2 atau- dikupas sambil lalu itu. Padahal pasrah adalah suatu si- kap Ksatrya sebagai Kawula jang mempunjai maksud: terserah menghadapi waktu, tempat dan kea- daan apapun djuga, dan menjerah djiwa-raganja pada Gustinja. Pasrah adalah dalam galibnja sikap orang Ksatrya gemblengan jang luhur. Bahkan hanja Ksatrya jang bisa pasrah itu, karena ia sudah membawa bekal2 jang lengkap seperti telah dipaparkan: sepi-pamrih, adil, djudjur, ridla-ichlas dan diam. Pun karena ia insjaf sung- guh2, bahwa ia hanja kawula dan karena ia mengang- gap sungguh2 pada Gustinja. Bagaikan latihannja pasrah Sang Begawan Tjipto Hening untuk mendapat kesaktian akan menempuh Bratajuda Djaja Binangun, begitulah hen- daknja djika orang ingin menduduki kursi Ksatrya, harus- lah berani bersikap terserah" dan menjerah", jaitu da- lam hubungan Kawula-Gusti.



44