tiban ini nistjaja memberi kepuasan hati segenap pen- duduk negara itu, hingga damailah keadaan batinnja.
Uraian kami jang lalu itu berturut2 kami tudjukan kepada kupasan sifat2 seorang Ksatrya. Oleh sebab itu tertib damai inipun sambungan uraian kami semata-mata.
Seorang Ksatrya sedjati sudah insjaf, bahwa azas tu- djuan dari hidupnja, memang akan mentjiptakan keter- tiban, agar damailah batin dari segenapnja. Kami kata- kan bahwa Ksatrya insjaf akan hal ini, karena dalam galibnja „tertib damai" itu terletak pada tubuh manusia, tubuhnja Ksatrya sendiri. Dan seorang Ksatrya gemblengan memang sudah insjaf akan letaknja „tertib-damai" dalam tubuh sendiri itu. Seorang Ksatrya sudah bisa mentertib- kan badan lahirnja atau djasmaninja, oleh karena itu kami jakin bahwa seorang Ksatrya itu hatinja sudah diam, tidak ribut, tidak bingung, tetapi sudah hening adanja. Djadi batin seorang Ksatrya itu sudah tenteram, sudah damai. Oleh karena itulah; djadi oleh karena Ksatrya sudah tertib damai sendiri, maka pasti ia akan membuat tertib damainja masjarakat lingkungannja.