Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/99

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

keluarga, yang telah bersusah payah menyekolahkannya. Sudah waktunya bagi Hanafi untuk membalas budi baik mamaknya dengan mengawini Rapiah dan melupakan cita-citanya untuk menjadi kaum muda yang maju dan berpikiran jauh ke depan. Dalam Karena Mentua, faktor istri yang terancam membuat Marah Adil dengan sangat terpaksa harus meninggalkan tanah perantauan yang sudah mulai memberinya kehidupan demi menyelamatkan istrinya yang akan dikawinkan lagi oleh ibu mertuanya yang gila harta dan kehormatan. Ia akhirnya melepaskan istrinya demi kebahagian ibu mertuanya. Ibu yang kesepian, dalam Salah Pilih, memaksa Asri untuk kembali ke kampung halaman dan meninggalkan sekolahnya.

"Aku sudah tua, Asri” katanya dengan lemah lembut. “Aku berharap hendak hidup beserta engkau, dalam lingkunganmu beberapa tahun lagi. Jika engkau berangkat jua dari sini dan kalau sementara itu aku meninggal dunia, siapa yang akan menyelenggarakan rumah dan harta benda kita? (Iskandar, 2003:40).

Konsep harga diri yang kemudian terbentur dengan konsep budi yang terdapat dalam novel Salah Pilih dimulai dengan disekolahkannya Asri oleh ibunya ke kota yang letaknya jauh dari kampung halamannya. Dengan sekolah, Asri diharapkan mampu mengembangkan diri dan menjadi tokoh panutan dalam masyarakatnya. Sekolah merupakan Salah satu alat untuk mengembangkan diri dan mengangkat derajat agar kedudukan sama dengan orang lain. Pengembangan diri ini sifatnya tidak lama karena ia dikontrol dan dihambat oleh tuntutan balas budi dan ikatan pada orang tua. Ikatan pada orang tua itu dititikberatkan pada ikatan seorang anak pada ibunya. |

Ibu Asri yang sudah tua mengharapkan kesediaan anak Semata wayangnya untuk tetap tinggal dan menetap di kampung halamannya. Lebih jauh lagi, Ibu Asri berkehendak

87