Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dapat dikatakan bahwa falsafah itu telah melahirkan berbagai konsep kultural yang penting dalam masyarakat Minang, seperti konsep harga diri, konsep malu, konsep merantau, konsep budi, konsep rasa dan periksa, dan konsep yang berhubungan dengan individu dan masyarakat serta sejarah. Berikut ini, akan diuraikan sekilas tentang berbagai konsep kultural masyarakat Minang tersebut.

3.1 Konsep Individu dan Masyarakat

Alam pikiran Minangkabau memandang manusia atau individu sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Menurut Navis (1984:60), falsafah alam Minangkabau meletakkan manusia sebagai salah satu unsur yang memiliki kedudukan yang sama dengan unsur lainnya, seperti tanah, rumah, suku, dan nagari. Persamaan status itu mereka lihat dari keperluan budi daya manusia itu sendiri. Setiap manusia, secara bersama atau sendiri-sendiri, memerlukan tanah, rumah, suku, dan nagari sebagaimana mereka memerlukan manusia atau orang lain bagi kepentingan lahir dan batinnya. Oleh karena itu, sangat sulit menurut alam pikiran mereka, jika seseorang tidak memiliki keperluan hidup lahir dan batin itu.

Menurut alam pikiran Minangkabau, manusia atau individu dipandang sebagai sesuatu yang sempurna. Navis (1984:60) mengibaratkan kesempurnaan manusia itu seperti sempurnanya matahari dengan sinarnya, bulan dengan cahayanya, api dengan panasnya, angin dengan embusannya. Yang, tidak mempunyai salah satu atau semua keperluan budi daya itu akan dipandang sebagai orang kurang. Oleh karena itu, setiap manusia atau individu dipandang dalam status yang, saina Hal itu sesuai dengan falsafah alam Minangkabau yang mengajarkan bahwa unsur-unsur alam tidak saling melenyapkan. Oleh sebab itu, orang Minang melihat hubungan antarmanusia secara demokratis, seperti tertuang dalam petuah masyarakat Minang "duduk sama rendah, berdiri sama tinggi" Petuah itu memiliki makna yang sangat dalam yang, mengajarkan masyarakat Minang untuk selalu berusaha

48