Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

hukum ruang dan waktu sehingga terlihatlah kronologi dan latar ruangnya yang sangat realistis. Novel berlatar Minangkabau tidak pernah tenggelam

pada subjektivitas pengarangnya dalam menangkap realita seperti kebanyakan novel surealis dan absurd. Novel tersebut memiliki kecenderungan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai kenyataan, mengenai realitas. Dalam Sitti Nurbaya terlihat gambaran yang jelas tentang seluk-beluk Kota Padang, gunung, dan laut yang ada di sekitarnya, serta lokasi kapai di pelabuhan dan sebagainya. Dalam novel itu juga terlihat gambaran yang realistis tentang peristiwa atau kebiasaan inisiasi bagi mahasiswa baru di Stovia, pada saat cerita itu berlangsung. Hal yang sama juga terlihat dalam Salah Pilih, yang dengan cukup jelas menggambarkan keindahan dan kondisi Danau Maninjau serta kehidupan masyarakat di sekitar danau tersebut.

Dalam Pertemuan, gambaran latar yang cukup jelas juga terlihat dengan adanya penggambaran seluk-beluk Kota Bukittinggi. Keadaan kota dengan pemandangan dan hawanya yang sangat sejuk digambarkan sedemikian rupa sehingga pembaca seperti dapat merasakan dan berada langsung di tempat tersebut. Juga terlihat adanya gambaran yang jelas tentang kegiatan organisasi pemuda di Kutaraja, tempat Masri bekerja. Suasana alam Kutaraja dan tempat Masri dan Mardiana memadu kasih, juga digambarkan. sedemikian rupa sehingga terlihat jelas dan nyata.

Di dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck terlihat dengan jelas bagaimana pengarang menggambarkan seluk beluk Kota Mengkasar, tempat Zainuddin lahir dan besar. Selanjutnya, dalam Sengsara Membawa Nikmat, terlihat gambaran yang cukup jelas tentang kegiatan pasar kampung Midun dan aktivitas yang dilakukan di sana. Hal yang sama juga terlihat dalam Karena Mentua. Dalam novel im digambarkan dengan amat jelas mengenai kehidupan perantau Minang di Lampung, tempat Marah Adil mengadu nasis cara mereka berdagang dan menghabiskan waktu luang digambarkan dengan amat realistis.

35