Dalam novel Sitti Nurbaya, awal dan akhir sekaligus mempunyai persamaan dan perbedaan. Tokoh yang semula bersatu, setelah berpisah, akhirnya berkumpul kembali. Akan tetapi, perkumpulan di bagian akhir cerita itu berbeda dari yang ada di bagian awal cerita. Pada bagian awal yang berkumpul adalah manusia hidup, sedangkan pada bagian akhir yang berkumpul hanyalah kuburan.
Begitu juga halnya dengan Hanafi dalam Salah Asulan. Novel ini memiliki kecenderungan yang tidak jauh berbeda dari novel Sitti Nurbaya. Tokoh yang semula bersatu, kemudian berpisah, akhirnya berkumpul kembali tapi dalam bentuk yang berbeda. Hanafi yang kembali ke kampung halamannya dalam wujud mayat setelah memutuskan untuk tidak berkumpul dengan anak dan istrinya yang sudah mulai mencintainya. Persatuan mereka terjadi setelah kematian Hanafi.
Dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck, tokoh Zainuddin dan Hayati yang pada awalnya berkumpul dan kemudian berpisah. Pada akhirnya, bersatu kembali, tetapi dalam bentuk manusia yang telah menjadi mayat. Hayati meninggal karena kecelakaan, sedangkan Zainuddin meninggal karena rasa bersalah terhadap Hayati. tidak yang putus-putusnya
Dalam novel Salah Pilih, persatuan Asri dengan Asnah yang pada awal dan akhir cerita pun mempunyai persamaan dan perbedaan sekaligus. Pada bagian awal cerita Asnah berperan sebagai adik, sedangkan pada bagian akhir cerita, ia berfungsi sebagai istri. Dalam Pertemuan, Masri bertemu kembali dengan kakak angkatnya dalam wujud yang baru: yakni pertemuannya dengan anak kakak angkatnya yang kemudian dijadikannya istri. Setelah melalui pengalaman pahit, walaupun tokohnya tidak sampai mati akhirnya pahan kaum muda menang juga dalam menentang palam tua yang ingin memaksa anak kemenakan kawin atas kehendak mereka.
Di dalam Sengsara Membawa Nikmat, Midun, yang pada awal cerita bertemu dengan Halimah dalam keadaan yang tidak menguntungkan, pada bagian akhir cerita Midun dipertemukan lagi dengan Halimah, sebagai istrinya Noerdin
33