Halaman:Kepartaian di Indonesia.pdf/167

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

b. Sikap dan tjara pimpinan partai diwaktu perang, bahkan pimpinan organisatoris jang tegas sama sekali tidak ada.

c. Tentang siaran „Pendjelasan Keadaan Politik” dari Sajap Kiri tanggal 22 Djanuari 1948, jang ditanda tangani djuga oleh anggauta-anggouta Dewan Partai, dan berakibat memetjuh persatuan dan kekuatan nasional.

Tentang sikap pendirian terhadap Presidentieel Kabinet Hatta.

3. Oleh karena perbedaan faham dan pandangan itu, kita jang namanja tertulis dibawah ini, tiduk dapat turut menanggung sikap politik jang berakibat merugikan Negara dan membahajakan revolusi nasional kita.

Berhubung dengan itu, maka kita keluar dari Partai Sosialis dan menjusun PARIAI SOSIALIS INDONESIA (tidak boleh disingkat), dengan berpedoman politik sbb.: (lihat „Garis Perdjuangan Partai” -- bawah -- red.).

Kita jang menjetudjui :

1. Sjahrir.

2. Djoban Sjahrusah.

3. Wijono.

4. Sumartojo.

5. Subadio.

6. Sitorus.

7. Supeno.

8. Tedjasukmana.

9. Tobing.

10. Sudjono.

11. Murad.

12. Wangsawidjaja.

13. Itji.

14. Suhadi.

15. Nurullah.

16. Rochan.

17. Kusnaeni.

18. Kartamubari.

19. Sugondo.

20. Sunarno.

21. Sukanda.

22. Rusni.

23. Sastra.

Jogjakarta, 12 Februari 1948.

________

161