Lompat ke isi

Halaman:Kenang-Kenangan Pada Panglima Besar Letnan Djenderal Soedirman.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pendapat beberapa pers-nasional jang terkemuka.

„Merdeka” — Djakarta:

Suatu kehilangan besar!

Datangnja berita dari Magelang jang menerangkan tentang wafatnja Kepala Staf Angkatan Perang R.I.S., Djenderal Soedirman, tetap mengedjutkan masjarakat ramai, meskipun sebelum itu orang sudah lama mengetahui, bahwa keadaan kesehatan Panglima Besar jang keluar dari aksi militer Belanda kedua dengan paru satu tapi dengan djiwa jang tetap merdeka, adalah menguatirkan.

Ini sebetulnja menundjukkan betapa besarnja penghargaan masjarakat terhadap Panglima Besar itu dan betapa pentingnja tempat jang diduduki Soedirman dalam masjarakat jang berdjuang.

Karenanja, maka wafatnja itu adalah berarti suatu kehilangan besar jang tidak hanja dirasakan oleh kalangan tentara sadja, tapi djuga oleh masjarakat berdjuang seluruhnja.

Kalau ahli sedjarah kelak menulis tentang riwajat perdjuangan kemerdekaan dan Angkatan Perang dari negara kita ini, maka nama Soedirman, akan merupakan salah-satu nama jang sinar-seminar dengan kerdja-duta dan djasa terhadap Tanah-air dan Bangsa.

Soedirman, terkenal disamping dengan kekerasan pendiriannja, djuga terkenal ketaatan dan kepatuhannja terhadap negara. Berkali-kali dia ketjewa karena fait accompli jang dihadapkan pimpinan negara kepadanja, tapi sebagai peradjurit dan abdi negara, dia tetap disipliner serta mengikuti titah-perintah pemerintahnja, pemerintah bangsanja sendiri.

Persetudjuan-persetudjuan Linggardjati, Renville dan paling achir sekali Roem-Royen Statement pada hakekatnja tidaklah dapat diterima baik oleh Soedirman sebagai orang-seorang, tapi sebagai abdi negara segala keputusan jang mendjadi tanggung-djawabnja kemudian, dilaksanakannja dengan djudjur dan sebaik-baiknja.

Dalam hal ini, Soedirman bukanlah menundjukkan kebesaran sifatnja, tapi sebetulnja

djuga memberikan tjontoh-teladan jang sebaik-baiknja bagi seluruh anak-buahnja dari Angkatan Perang kita.

Pengaruh Soedirman dikalangan tentara kita, sampai sebegitu djauh tidak ada duanja. Dan karena sikap dan bawaan dirinja jang „ringan”, meskipun pangkatnja tinggi, maka ia disajangi dan ditjintai anak-buahnja. Tjinta-kasih jang sedemikian rupa, jang sukar dilukiskan dengan pena; tjinta~kasih jang tjuma dapat digambarkan dengan wudjudnja pengorbanan dalam perang gerilja.

Karenanja, wafatnja Djenderal Soedirman, adalah dengan sendirinja sangat terasa bagi kalangan tentara, djauh melebihi kesedihan jang menimpa masjarakat bangsa dan tanah air seluruhnja.

Tapi, sebaliknja, kita pertjaja, kehilangan bapak tentara ini tidak berarti hilang-lenjapnja semangat Soedirman dari kalangan tentara kita; semangat kemerdekaan, semangat tjinta tanah air, semangat jang mendjundjung tinggi disiplin sebagai tentara jang patuh dan taat-setia terhadap titah-perintah negara. Dan patah tumbuh, hilang berganti, Inna Lillahi wa'inna Ilaihi rodji'un ! !

Peti Djenazah diturunkan keliang lahad (kubur).

19