Lompat ke isi

Halaman:Kenang-Kenangan Pada Panglima Besar Letnan Djenderal Soedirman.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

P.M. Hatta:


    DJENDERAL SOEDIRMAN.....,,adalah seorang jang keras hati, seorang jang sangat tjinta pada Tanah-air, seorang jang sukar dikemudikan, akan tetapi seorang jang ta’at pada putusan Pemerintah.”

Inna Lillahi wa’ inna Ilaihi Rodji'un!

 Dengan terperandjat dan merasa sedih kita menerima berita malam ini, bahwa Letnan Djenderal Soedirman meninggal dunia. Sungguhpun sudah lama dikuatirkan, bahwa penjakitnja tak mungkin sembuh lagi, wafatnja hari ini masih mengedjutkan.

 Saja kenal Djenderal Soedirman sebagai seorang jang keras hati, tetap kemauan. Dalam melakukan kewadjibannja, ia tak pernah mengingat dirinja sendiri, malahan senantiasa berpedoman kepada tjita-tjita negara. Demikian hebat ia mementingkan kewadjibannja, sehingga ia menjia-njiakan kesehatannja. Achirnja ia kena penjakit t.b.c. jang meniwaskan djiwanja sekarang. Sungguhpun dalam sakit, ia masih sempat meninggalkan Jogja pada permulaan aksi militer kedua, dan memimpin perang gerilja dari pegunungan. Djarang kuketemui orang jang begitu keras hatinja dan begitu setia memenuhi kewadjiban.

 Sebagai wakil Presiden Republik Indonesia dan Menteri Pertahanan selama tahun 1948 akuba jak sekali berhubungan dengan Soedirman. Saja kenal ia dalam segala sifatnja. Sebagai seorang jang mempunjai tjita-tjita nasional dan seorang jang sangat tjinta pada Tanah-airnja, Djenderal Soedirman tidak segan-segan mengeluarkan pendapatnja terhadap politik jang didjalankan oleh Pemerintah. Sering-sering orang menjangka, bahwa ia adalah seorang jang sukar dikemudikan, seorang jang „lastig”. Tetapi siapa jang mengenal dia dari dekat, sebagaimana saja mengenalnja, mengakui, bahwa Soedirman adalah seorang jang keras hati jang suka membela pendiriannja dengan bersemangat. Tetapi apabila Pemerintah telah mengambil keputusan, ia selalu ta'at dan mendjalankan keputusan itu dengan sepenuh-penuhnja tenaganja. Djenderal Soedirman adalah seorang jang sangat disipliner, jang harus mendjadi tjontoh dan teladan bagi tentara kita seluruhnja.

 Sajang. sifatnja jang achir ini kurang diketahui.

 Dengan meninggalnja Djenderal Soedirman kita kehilangan seorang pendekar jang kuat sekali berusaha untuk menjatukan tentara kita jang berasal dari Peta dan Knil. Berkat usahanja itu, maka kita mentjapai suatu T.N.I. jang tak mengenal pertentangan antara Peta dan Knil, dan hanja semata-mata tentara nasional Indonesia. Soedirman djuga jang mendjadi kampiun dari pada sembojan, bahwa dalam suatu negara jang adab dan modern hanja ada satu tentara sebagai alat negara. Oleh karena itu ia berusaha dengan segala kebidjaksanaan jang ada padanja untuk menghilangkan Jaskar-laskar sebagai barisan perdjuangan jang berdiri disebelah T.N.I.

 Sebenarnja tenaga dan tabi’at Djenderal Soedirman sebagai pemadu persatuan-tentara sangat berguna pada sa’at sekarang ini, selagi kita berusaha memasukkan peradjurit-peradjurit Knil kedalam tentara R.I.S., jang T.N.I. mendjadi kernnja.

 Tetapi harapan kita sia~sia belaka. Tuhan jang Maha-kuasa dan Maha-mengetahui berbuat kehendaknja!

 Dengan berpulangnja Soedirman, tentara kita kehilangan Bapaknja jang disajanginja dan Bapak jang sajang pada anak~anaknja. Figuur Soedirman sukar diganti. Bagi tentara kita kehilangan ini hanja dapat diatasi dengan memperkuat disiplin dan memperkuat rasa kewadjiban terhadap negara. Tanamlah dalam hati perkataan jang sering sekali diutjapkan oleh Letnan Djenderal Soedirman:

 „Tentara adalah alat negara. Tentara tidak berpolitik, Politik Tentara ialah politik negara”.

 Dengan meninggalnja saudara Soedirman aku merasa kehilangan seorang kawan jang setia. Mudah-mudahan Allah melapangkan arwahnja dalam kubur.

 Sekarang atas nama Presiden Republik Indonesia Serikat, saja njatakan dengan ini, bahwa Soedirman almarhum diangkat mendjadi Djenderal!

9