Halaman:Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 (Buku 1).pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Tahun : 2013

No. Reg : 201300074

Nama Karya Budaya: Tari Saman

Provinsi : Aceh

Domain : Seni Pertunjukan


Tari Saman merupakan warisan budaya mayarakat Gayo yang sudah ada sejak abad ke-13. Kemudian dikembangkan oleh Syekh Saman dengan memasukkan pesanpesan keagamaan. Tari Saman umumnya dimainkan oleh belasan laki-laki yang jumlahnya harus ganjil. Para penari duduk berlutut dengan tumit mereka dan berbaris

Komunitas Karya Budaya: --

Maestro Karya Budaya: --

WBTb yang serupa atau berkaitan: --

Foto-foto: --

Tautan Video: --

dengan rapat. Para penari mengenakan kostum berwarna hitam yang dibordir dengan motif Gayo yang berwarna-warni yang melambangkan alam dan nilai-nilai luhur. Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam Tarian Saman yaitu tepuk tangan dan tepuk dada.

Tahun: 2014

No. Reg: 201400078

Nama Karya Budaya: Didong

Provinsi: Aceh

Domain: Tradisi dan Ekspresi Lisan


Sebuah kesenian rakyat Gayo yang dikenal dengan nama Didong, yaitu suatu kesenian yang memadukan unsur tari, vokal, dan sastra. Didong dimulai sejak zaman Reje Linge XIII. Ada yang berpendapat bahwa kata ’didong’ mendekati pengertian kata ”denang” atau ”donang” yang artinya ”nyanyian sambil bekerja atau untuk menghibur hati atau bersama-sama dengan bunyibunyian”. Dan, ada pula yang berpendapat bahwa Didong berasal dari kata ”din” dan ”dong”. ”Din” berarti Agama dan ”dong” berarti Dakwah. Pendapat lain menyebutkan, Didong secara filosofis bermakna persatuan, artinya didong pada zaman dahulu dimanfaatkan sebagai wadah menyatukan generasi muda yang diwujudkan dengan seni dalam satu kampong sekaligus sebagai

Komunitas Karya Budaya: --

Maestro Karya Budaya: Mustafa AK.

Alamat: Kampung Kebayakan Aceh Tengah

WBTb yang serupa atau berkaitan: --

Foto-foto: --

Tautan Video: --


symbol kebanggaan kampong.Ada juga yang menyebutkan didong bermakna enti dong (jangan diam/berpangku tangan). Artinya didong adalah salah satu bentuk ekspresi seni dari hasil kreativitas pemuda Gayo masa lalu yang tidak mau diam dan tidak mempunyai kegiatan, maka diciptakanlah kesenian didong. Pada awalnya didong digunakan sebagai sarana bagi penyebaran agama Islam melalui media syair. Dalam didong ada nilai-nilai religius, nilai-nilai keindahan, nilai-nilai kebersamaan dan lain sebagainya. Pergelaran biasa diadakan di tempat atau ruang khusus sebagai pentas, misalnya tempo dulu di ruang luas rumah panggung (umah sara), di panggung buatan pada ruang terbuka, missal dihalaman, lapangan dan lainnya.

Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 - Buku Satu

23