Halaman:Kalimantan.pdf/401

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

meluas, penduduk bertambah ramai. Untuk mentjapai apa jang mendjadi idamidaman ini, maka pada achir abad ke 17 maka bertolaklah beberapa buah sampan dari Sambas, jang dikepalai oleh Pangeran Anum, dengan maksud mengarungi lautan Tjina, samudera Djawa, selat Malaka dan lain-lain. Dalam pada itu ada pula rentjana lain, ialah untuk mengetahui seluk-beluk lautan, agar diketahui tempat-tempat mana jang baik akan didjadikan pertahanan supaja bersembunji djangan mudah musuh-segala perampok laut atau lamun atau masuk kedalam kuala sungai Sambas umumnja.

Sudah mendjadi tabi'atnja, apabila ada hal-hal jang dirasa penting, djarang sekali ia pulang kerumahnja. Djustru apabila ia merasa lelah didalam melakukan siasatnja itu, beristirahatlah ia diteluk-teluk jang ditumbuhi oleh kaju-kaju jang rimbun daunnja, tetapi jang paling disukainja ialah dipulau Lemukutan jang dianggapnja sebagai benteng pertahanan, karena duduknja jang strategis untuk mengintai-intai perahu musuh, djuga oleh udara lautnja jang amat njaman dan segar. Dipulau itulah ia mengaso dan beristirahat sampai berbulan-bulan lamanja, untuk menghimpun segala kesanggupan diri dan kepertjajaan jang teguh jang selalu bergelora untuk melawan badai hidup, terutama ditengahtengah badjak-laut jang bersimaharadjalela dengan sewenang-wenang itu. Pada tahun 1789 Pangeran Anum pergi ke Bandjarmasin untuk menjerang negeri itu, karena untuk menuntut dan menjampaikan amanat dari ajahnja jang dahulu Radja dari Bandjarmasin itu melakukan kesalahan dan pembunuhan kepada utusan dari Sambas jang bernama Imam Ja'kub.

Imam Ja'kub jang oleh Sultan Umar Akamuddin II diperintahkan pergi berlajar ke Djawa ada membawa banjak emas jang akan ditempa untuk didjadikan djamang pada pandai- pandai emas disana. Sekembalinja ia dan teman-temannja dari Djawa, perahunja dipukul angin ribut, sehingga terdampar dikuala sungai Bandjarmasin. Disitulah Imam Ja'kub kepala agama jang diutus oleh Sultan Sambas dibunuh dan perhiasan djamang emas jang dibawanja dirampas dengan kekerasan oleh pasukan-pasukan dari Radja Bandjarmasin. Inilah jang mendjadi pendorong Pangeran Anum untuk membalas dendam menjerang ke Bandjarmasin.

Tetapi ditengah lautan hampir mendekati pelabuhan Bandjarmasin, kapalnja bertemu dengan sebuah kapal perang kepunjaan Inggeris jang bernama „Tjendana“, dengan tidak diberikan kesempatan lagi lantas diserang dengan setjepat kilat, maka dengan keadaan sedemikian terpaksa komandan dari kapal tersebut menjerah bertekuk-lutut.

Kapal Inggeris itu dapat ditenggelamkannja, sekalipun perlengkapan persendjataannja lebih lengkap . Sekembalinja ke Sambas, maka diperbatasan perairan Sambas - Mempawah kapal Pangeran Anum diserang oleh kapal dari Keradjaan Mempawah dan dalam pertempuran itu tentera Mempawah dapat dikalahkan dan sedjak itu dilakukan perdjandjian tidak serang-menjerang antara Keradjaan Sambas dan Mempawah. Dalam tahun 1799 dikala Pangeran Anum pulang ke Sambas untuk beristirahat, maka datanglah angkatan dari negeri Siak Seri Inderapura menjerang kenegeri Sambas, jang dipimpin oleh Radja Ismail. Atas serangan ini maka terdjadilah pertempuran jang amat hebat dan sengit, sehingga banjak membawa kurban para Panglima diantara kedua belah pihak

397