Halaman:Kalimantan.pdf/394

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

berasal-usul dari keturunan bangsawan, ternjata pula mempunjai sifat kesanggupan dan ketjakapan bekerdja, pandai bergaul dikalangan masjarakat, dapat menarik perhatian dan kepertjajaan orang, sehingga orang merasa kasih-sajang kepadanja. Karena peribadinja jang demikian baik, sehingga ia semakin disajangi dan dipertjajai oleh Sultan, jang achirnja ia dikawinkan Sultan dengan adiknja jang muda bernama Ratu Suria Kusuma.

Sewaktu Radja Tengah masih berada di Djohor, ia pernah mendapat keterangan dari ibu suri Sultan Djohor jang mentjeriterakan tentang keadaan negeri Sambas, jang terkenal dengan negeri sumber emas, djuga tentang adilnja pemerintahan dinegeri Sambas. Hal ini dapat diketahui oleh ibu surinja itu dengan djelas, sebab negeri Sambas itu dibawah kekuasaan negeri Djohor , jang setiap tahunnja mengantar upeti dengan menjembahkan emas urai dan djamur kerang.

Radjanja pada masa itu menganut agama Buddha. Dari perkawinan Radja Tengah dengan Ratu Suria Kusuma ini, mereka memperoleh tiga orang putera dan 2 orang puteri, diantaranja jang sulung bernama Raden Sulaiman, kedua Raden Baharuddin jang ketiga Raden Abulwahab. Selama Radja Tengah tinggal di Sukadana tidak teringat dihatinja lagi untuk pulang ke Serawak, tetapi dalam niat hatinja jang selalu membawa kegelisahannja , ialah ingin untuk mengetahui dan menindjau negeri Sambas dari dekat. Maksudnja ini sesudah didapat persetudjuan dari isterinja lantas diberitahukannja kepada Sultan.

Maka dengan persetudjuan dari iparnja Sultan Muhammad Sjafiuddin itu, dimana satu ketika jang baik berangkatlah rombongannja tjukup dengan para pengiringnja dengan beberapa buah Sekunar, dari Sukadana menudju kenegeri Sambas. Jang memerintah negeri Sambas pada zaman itu ialah seorang Ratu Sepudak berasal dari keturunan Betara Modjopahit, berkedudukan Sambas Kota Lama ini, sekarang di Kota Lama. Adapun ibu negeri adalah sebuah kampung didalam wilajah Teluk Keramat kira- kira 36 Km disebelah Barat-daja dari ibu negeri Sambas. Ratu Sepudak ini ada mempujnai 2 orang puteri jang sulung sudah dikawinkannja dengan anak kemenakannja sendiri bernama Pangeran Perabu Kentjono, jang kemudian ditetapkan akan mendjadi pengganti Ratu diatas singgasana Keradjaan, apabila ia telah meninggal.

Sedang puteri jang seorangnja lagi Pangeran Mas Aju Bungsu masih mudabelia. Seorang lagi kemenakan Ratu, adik oleh Pangeran Perabu Kentjono bernama Pangeran Mangkurat. Kedatangan Radja Tengah sekeluarga ini, disambut dengan rasa gembira dan meriah dihormatkan dengan upatjara adat kebesaran Radja-radja jang lazim seperti ditanah Djawa. Selama Radja Tengah berdiam di Sambas dengan pribadinja jang baik itu, mudah sekali orang-orang bertjampur-gaul dan menurut kata-katanja jang manis dan baik untuk didjadikan pedoman hidup lahir dan batin.

Dengan serba sederhana ia mulai menjiarkan agama Islam, dari dalam keraton dan kota, sehingga kepelosok desa-desanja. Tidak lama antaranja Radja Tengah berada di Sambas, maka Ratu Sepudakpun sakit dan meninggal dunia. Maka oleh kaum keluarganja ia dinobatkan mendjadi pengganti Pangeran Perabu Kentjono dengan gelaran Ratu Anum Kesuma Judo, dan Pangeran Mas Aju Bungsu dikawinkan dengan putera sulung Radja Tengah Raden Sulaiman.

390