Halaman:Kalimantan.pdf/368

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

besar sekali, sehingga pada tahun 1712 diperbanjak lagi pengiriman kapal-kapal ke Bandjarmasin untuk mengangkat barang-barang dagangan, tetapi betapa ketjewanja ketika berpuluh-puluh kapal Belanda datang di Pelabuhan Bandjarmasin, ternjata semua barang-barang perdagangan, baik lada maupun lain-lainnja telah habis bersih diangkut oleh kapal-kapal kepunjaan bangsa Tionghoa. Achirnja dalam tahun 1713 kompeni Belanda mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan dagang dengan Sultan Bandjarmasin.

Tiga belas tahun kemudian, jaitu dalam tahun 1726 kompeni Belanda mengirimkan pula beberapa buah kapalnja untuk mentjari barang -barang dagangan, dan sedjak itu nampaknja hubungan dagang antara kompeni Belanda dengan Sultan baik kembali, sehingga dalam tahun 1733 kompeni bermaksud membikin perdjandjian dagang jang baru. Perdjandjian dagang tersebut berlangsung dan disahkan dalam tahun 1734. Tetapi oleh karena dalam tahun itu pengeluaran lada agak kurang, hubungan dagang agak sunji pula, sehingga dalam tahun 1736 perhubungan itu dapat dikatakan hampir tidak ada sama sekali. Kesunjian hubungan dagang antara Belanda dan Sultan ini mempengaruhi para pedagang bangsa lain. sehingga dalam tahun 1743 datanglah sebuah kapal dagang kepunjaan bangsa Perantjis untuk mentjari barang-barang dagangan. Akan tetapi oleh karena kelakuan dan perbuatan-perbuatan anak buah kapal Perantjis sangat biadab, maka kapal bersama anak buahnja diserang dan dihantjurkan oleh rakjat sendiri.

Pada tahun 1745 Sultan Tahlilullah meninggal dunia dan diganti oleh anaknja jang bernama Sultan Kuning. Tetapi beberapa hari setelah Sultan Kuning dilantikkan mendjadi radja tiba-tiba meninggal dunia , lalu diganti pula untuk sementara oleh Sultan Tamdjidillah, menunggu putera Almarhum Sultan Kuning jang bernama Pangeran Muhammad tjukup dewasa.

Dalam tahun 1755, setelah Pangeran Muhammad telah dewasa, dimintanja kembali kerajaan ajahandanja itu, tetapi Sultan Tamdjidillah tidak suka menjerahkannja, bahkan mengangkat dirinja sendiri mendjadi Sultan dan bergelar Sultan Sepuh. Kepada Pangeran Muhammad didjandjikan akan mengganti kedudukannja kalau ia sudah meninggal dunia.

Sewaktu Sultan Sepuh memerintah Negeri, maka dalam tahun 1747 kompeni Belanda mengirimkan 7 buah kapalnja dibawah pimpinan Van den Heyden ke Bandjarmasin untuk memperbaiki perdjandjian perdagangan jang telah lalu. Kemudian pada tanggal 18 Mei 1747 oleh kompeni Belanda itu diadakan perdjandjian dagang baru dengan Sultan, jang maknanja bersamaan dengan perdjandjian dagang dalam tahun 1733. Hanja agak sedikit aneh, karena dalam perdjandjian jang baru itu tertjantum djuga maksud untuk memperluas kantor perdagangannja, sehingga karena perluasan itu kompeni Belanda mendirikan sebuah kantor dagang jang diurus oleh seorang Residen , dan dua orang Assisten Residen dan 47 pegawainja jang katanja sebagai pertahanan.

Selandjutnja pada tahun 1756 mereka mendirikan bentengnja di Bandjarmasin, jang bermaksud untuk mendjaga djangan sampai bangsa Inggeris berpengaruh lagi di Bandjarmasin sebagaimana jang pernah terdjadi dalam tahun 1698.

Diantara tahun 1766 dan tahun 1711, Sultan Sepuh membikin satu bangunan Keraton Keradjaan jang baru di Martapura dan keradjaan di Bandjarmasin dipindahkan ke Martapura. Dalam usaha pembangunan tersebut, Sultan Sepuh

364